Azzura alias Ara. Gadis yang bertransformasi menjadi gadis keras kepala dan gemar menggelar party di rumahnya – dengan alasan kesepian – sejak orangtuanya meninggal. Ia hanya memiliki kakak perempuan satu-satunya, Cinta. Namun, Cinta pun jarang menghabiskan waktu menemani Ara. Cinta sibuk menenggelamkan diri dalam urusan bisnis PT Wijaya Properti, usaha peninggalan orangtua mereka.
Cinta sebenarnya
sangat menyayangi adiknya, namun urusan bisnis mau tak mau harus mengorbankan
kebersamaan mereka. Sebagai gantinya, Cinta memberikan fasilitas komplit untuk
menyenangkan hidup Ara. Namun saat Ara nekat membobol kartu kredit hingga nyaris 20 juta rupiah dalam sebulan,
Cinta benar-benar naik pitam. Ditambah lagi, hobi Ara menggelar party semakin
menjadi-jadi.
Cinta
bertekad untuk mengubah Ara menjadi gadis baik, sopan, taat agama, dan tak suka
hura-hura. Jadi, mau tak mau, tega tak tega, Cinta pun memutuskan memasukkan
Cinta ke pesantren An-Nur, Bandung, selama 2 minggu. Ara terpaksa setuju.
Dengan konsekuensi harus meninggalkan semua fasilitas serba wah di rumahnya
yang bak istana, juga harus LDR-an dengan kekasihnya, Vasco.
Keadaan benar-benar
berbalik ratusan derajat. Di pesantren, Ara yang terbiasa keras, menikmati
fasilitas komplit, mengenakan tanktop dan hotpants saja, perlahan harus
berbenah diri. Kalau tidak, kejadian terkurung di kamar, dimusuhi santri-santri
lainnya, bisa terulang lagi. Bukan hal mudah bagi Ara, membiasakan diri atas
sesuatu yang sangat asing baginya.
Ditengah kekisruhan
itu, Ara mulai curiga atas sikap Vasco yang jarang menghubunginya. Curiga makin
memuncak saat Kara mengiriminya foto Vasco sedang berboncengan mesra dengan
Cherry, sahabatnya sendiri. Hatinya panas, namun Ara bertekad menenangkan diri
dan membuktikan kebenaran foto itu.
Selain itu,
ada satu sosok di pesantren yang mengusik hatinya. Tampan, baik hati, bersuara
indah, ditambah pula sosok itu menurutnya
juga menyukai dirinya, terbukti dengan perhatian-perhatian kecil yang ia
berikan. Tapi kira-kira bener ga sih perasaan Ara? Atau hanya ge-er semata?
Dalam waktu
2 minggu, bisa ga ya Ara bertransformasi jadi gadis manis sesuai harapan Cinta?
Lantas, apa
benar Cherry dan Vasco diam-diam telah mengkhianatinya?
Engkau...
Cahaya Hatiku adalah novel debut kak Nia Sutardi. Tema yang diangkat dan alur
ceritanya ringan, namun menarik. Ara menggambarkan anak muda yang sebenarnya
butuh teman dan perhatian, terlebih saat orangtuanya tak ada lagi. Kenakalan yang
ia lakukan semata-mata untuk menarik perhatian, agar ia tak merasa kesepian
lagi.
Di novel
ini, pembaca diajak melihat gambaran di pesantren, yang serba disiplin dan
harus belajar prihatin. Misalnya, 1 kamar ditempati oleh 4 orang. Saat makan,
lauknya sederhana, berupa capcai, tahu tempe dan sambal. Anak yang terbiasa
hidup mewah seperti Ara pasti syok berat tinggal di pesantren. Hihii..
Oh ya, yang
ada di dalam pesantren bukan berarti isi hatinya harus putih bersih bak kapas
ya. Di sana ada juga karakter-karakter figuran yang luamayan bikin sebel. Ada Fatimah,
yang lumayan genit naksir guru sendiri. Ada juga yang ternyata mulutnya pedas,
berani malah ngajakin Ara berantem. Intinya, dimanapun itu, di pesantren
sekalipun, jangan pernah ngarepin bakal selalu diiyain, diturutin. Emang kita
siapa coba? Princess? Ara yang keras kepalanya luar biasa sampai sebel dan
sedih juga loh.
Pesan moral
dari novel ini adalah mengenai keikhlasan. Gimana kita mampu bertahan dengan
seperti apapun kondisi, enak atau ga enak. Gimana kita akhirnya harus belajar
mengikhlaskan, rela atau masih setengah-setengah.
Kalimat-kalimat
favorit :
1. Pandangan mata memang berpotensi menggoyahkan hati dan iman. (Hlm 137)
2. Ini bukan soal adil atau tidak, Ara. Ini tentang keikhlasan menjalani hidup. (Hlm 176)
1. Pandangan mata memang berpotensi menggoyahkan hati dan iman. (Hlm 137)
2. Ini bukan soal adil atau tidak, Ara. Ini tentang keikhlasan menjalani hidup. (Hlm 176)
Kalimat-kalimat sindiran :
1. Lo udah baik sama gue, tapi guenya yang jahat sama lo. (Hlm 68)
2. Kenapa gue nggak bisa konsisten berhijab kayak mereka ya? (Hlm 146)
Tidak ada komentar