Ivy Sutedja.
Wanita pemilik rambut panjang bergelombang, berusia 28 tahun, jago merancang
gaun pengantin cantik. Bersama sahabatnya, Hannah, Ivy membuka Ivy Bridal. Mereka berdua berbagi tugas.
Hannah mengatur jalannya operasional dan keuangan. Sedangkan Ivy fokus ke
pembelian dan produksi gaun pengantin.
Ethan
Wicaksana. Lelaki tampan, desain interior, pemilik Be Elegant. Dahulu, usahanya
ini sempat terpuruk, namun seiring waktu dan kerja keras, karirnya tidak gulung
tikar.
Ivy Sutedja
dan Ethan Wicaksana pernah menjalani masa pacaran yang lama, lantas menikah. Saling
bahu membahu pada lini karir masing-masing. Makin lengkap dengan hadirnya Cindy,
gadis cilik nan manis buah hati mereka.
Rumah tangga
mereka mulai bergejolak ketika usaha Ivy Bridal semakin sukses sedangkan Be
Elegant semakin terpuruk. Ethan meminta Ivy lebih banyak meluangkan waktu di
rumah. Ivy marah. Ia menganggap Ethan egois dan tidak rela jika dirinya lebih
sukses. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi. Ego semakin tumbuh subur. Dan akhirnya
yang bisa mendamaikan mereka hanyalah ketuk palu pengadilan. Tanda mereka resmi
bercerai.
Akibat
perceraian itu, putri tunggal mereka, Cindy, mogok sekolah. Dia juga jatuh
sakit, sampai harus dirawat di rumah sakit. Mama Marta, ibunya Ethan juga tak
kalah syok dengan perceraian mereka.
Demi
orang-orang tersayang, Ivy dan Ethan membuat kesepakatan. Meski sudah bercerai,
mereka akan tetap mencurahkan perhatian full untuk Cindy. Ethan bertugas
mengantar Cindy sekolah, sedangkan Ivy bertugas menjemputnya. Lalu sorenya,
Ethan kembali berkunjung, menemani Cindy belajar. Malamnya memasakkan makan
malam untuk mereka bertiga. Lalu saat Cindy telah terlelap tidur, Ethan pulang
ke rukonya.
Dengan pembagian
tugas seperti itu, hubungan Ivy dan Ethan membaik. Saling pengertian dan
menghargai hadir diantara mereka. Mereka tak ubahnya kawan baik. Hubungan yang
sudah membaik ini mendadak lebur saat nama Sally, guru TK Cindy, digaungkan
ditengah mereka.
Berawal dari
ketidaksengajaan memberikan tumpangan
untuk Sally sepulang mengajar di sekolah anaknya. Berlanjut pada makan es krim
bareng. Menjadi pembuka hubungan asmara yang lebih intens. Pemicu kencan-kencan
selanjutnya.
Ivy terluka.
Meski statusnya bercerai dengan Ethan. Ia tak merasakan kehilangan dalam artian sebenarnya. Tapi mau melarang tak bisa.
“Kenapa kamu keberatan? Kita kan
sudah bercerai!”
(hlm 153)
Cindy yang
awalnya mengagumi Sally sebagai guru favorit, mendadak membenci gadis mungil
itu. Sejak tak sengaja memergoki daddy-nya tengah memeluk Sally di lantai tiga
ruko miliknya.
Pelik.
Terlebih
saat hero untuk Ivy hadir. Max. Laki-laki baik yang menyelamatkan Ivy dan Cindy
dari ancaman empat preman di lampu merah. Saat tau bahwa Ivy adalah janda, Max
gencar mendekatinya. Menawarkan bahu untuk Ivy bersandar. Menawarkan kebahagian
untuk Cindy.
Keadaan satu
sama. Kalau dulu Ethan bisa bilang Kita
kan sudah bercerai! saat Ivy menyatakan keberatan dengan hubungannya dan
Sally. Kali ini sebaliknya.
Bagaimanakah
kisah cinta Ivy-Ethan-Sally-Max ini akan bergulir?
Akankah Ivy
bersama Max – Ethan bersama Sally?
Atau ..
Masalah makin
menjadi-jadi saat Ethan tak sengaja menemukan kertas berisi diagnosa dokter
untuk Ivy. Ivy kena kanker payudara? Akankah sejarah berulang? Karena dulu,
mommy-nya Ivy meninggal karena penyakit mematikan tersebut.
Wuah! Akhirnya
bisa narik nafas lega pas ending.
Lembar-lembar
pertama bawaannya gregetan aja. Pengen nimpuk Ethan. Pengen noyor Sally. Beralih
ke noyor-noyor diri sendiri pas tau kalo Ethan dan Ivy udah bercerai. Tapi
tetep ya, aku menobatkan Sally sebagai pemeran antagonis di sini. Boleh jadi ia
digambarkan lembut, mungil, cantik, di awal cerita. Makin lama kok ya makin
nyebelin. Tukang merajuk. :p
Sempat sebel
juga sama Cindy yang awalnya digambarkan sebagai gadis cilik sensitif yang
pemaksa. Daddy-nya sampai jadian sama Sally kan gara-gara Cindy yang ngajakin
kemana-mana. Pas nyampe bagian Cindy jadi musuhin Sally, pengen bener ngajakin
doi tos.
Mungkin akibat
dari awal udah mikir kalo Ethan cocoknya sama Ivy. Sama-sama tampan/cantik,
cerdas, punya cinta yang kuat juga (sebenarnya). Pesan moral di novel ini kuat
banget yess, betapa penting buat nahan ego biar ga jadi raksasa. Plus menggunakan
kacamata yang tepat dalam menghadapi setiap situasi.
Bagian
favorit di novel ini ialah mengenai papan doa. Kalau nanti udah nikah, pengen
deh bikin papan doa juga. Diisi bareng sama anak dan suami. Sepertinya seru!
Lalu, yang
bikin nyengir-nyengir sendiri adalah seruan wajib yang Ivy dan Ethan teriakkan
untuk Cindy ketika mereka tiba di rumah.
“Anak daddy yang cantik mana ya?”
“Anak mommy yang cantik mana ya?”
How lucky
you are, Cindy :)
Kalimat-kalimat
favorit :
1. Dengan
berlalunya waktu, semua akan berjalan normal kembali di atas ketidaknormalan
yang ada. (hlm 75)
2. Selama
ini, hubungannya dengan Ethan ibarat sepasang sepatu tua. Meskipun telah usang
dan rusak karena sebuah perceraian, tetapi masih bisa dipakai sehari-hari dan
nyaman untuk berjalan. (hlm 85)
3. Hanya
orang bodoh yang menangisi kepergian laki-laki yang tidak lagi memperdulikan,
sementara Tuhan telah mendatangkan laki-laki lain yang baik. (hlm 158)
4. Jangan
takut, Babe. Kamu lebih besar dari masalahmu. (hlm 180)
5. Selama
kita bernafas, masalah akan selalu ada. Intinya, kamu akan memakai kacamata apa
dan bagaimana kamu menyikapinya. (hlm 216)
ya ampun pas bacanya saya kesel sama Ivy, terus ethan juga, terus ke Sally , tapi tetap kasian sama anaknya si Cindy, pesannya nyampe banget ini novel
BalasHapusAku sebenarnya gak begitu tertarik begitu novel ini liris, entah kenapa -__-
BalasHapusTapi banyak review yang bilang ini buku bagus, termasuk kamu -______-
Jadi pengen bacaaa nanti xD
pengen baca jadi nyah
BalasHapusseru deh kayaknya, btw juduknya rada mirip sama buku penerbit sebelah ya? *gagal fokus
BalasHapusDari reviewnya, sepertinya ini bacaan yang berat ya, perceraian. Terkadang pasangan yang berada dalam situasi ini seolah hanya memikirkan ego masing-masing. Alasan psikologis anak tidak punya dampak besar bagi mereka dalam membuat keputusan. Meskipun begitu, Cindy masih beruntung karena kedua orangtuanya masih memberi perhatian penuh pada dia. Oh iya, kalau baca review buku ini, aku selalu kebayang Tom Cruise ketika berperan sebagai Ethan di Mission Impossible :D. Karena penulis juga pernah bilang bahwa tokoh Ethan ini terinspirasi dari sosok Tom Cruise, sih.
BalasHapus