Tiap orang punya cara
tersendiri untuk mengatasi rasa bersalahnya kan? Ada yang mengabaikan
terang-terangan, ada pula yang tersiksa dan merana karenanya, seperti Amara. Hlm 5
Amara Kameli, pemilik paras cantik, mahasiswi Fakultas Ilmu
Komunikasi. Dulu, ia adalah gadis normal.
Tidak kaku, punya banyak teman, tidak menganggap laki-laki sebagai monster yang
mengerikan. Semua berubah, saat .. teman baik yang disayanginya, Marcello
...... memperkosanya.
Hidup Amara jungkir balik. Setahun lamanya, ia diasingkan.
Menyiksa diri dengan serangkaian olahraga berat dan perasaan tertekan. Saat
kembali ke kampus, ia menutup diri. Dari teman lamanya, Brisha Serenade. Dari
semuanya. Tapi ada gadis gigih yang seolah betah menempel di sisi Amara. Berkat
kegigihannya, gadis itu berhasil menjadi sahabatnya. Ia adalah Sophie Lolita.
Gadis riang yang seolah tanpa masalah.
Percuma kamu mengajukan banyak
pertanyaan karena aku nggak bakal jawab. Bukan karena aku nggak tahu sopan
santun, tapi bosan saja harus memuaskan keingintahuan orang lain. Hlm 20
Di kampus, Amara pelan-pelan mencoba menikmati hari. Namun
seorang dosen muda yang tampan, Reuben Harlan, kembali membuatnya ketakutan.
Padahal dosen itu digandrungi banyak mahasiswi. Tapi Amara sama sekali tak
tertarik. Ia sadar ia bukan lagi Amara yang dulu.
Ketakutan
Amara datang lagi saat bertemu Seo Ji Hwan di perayaan pernikahan ke-tiga puluh
orangtua Brisha. Cowok sipit berdarah Korea itu adalah teman sepupu Brisha,
Arlo.
Aku tidak tahu apa yang terjadi
padamu, Mara. Tapi ... kamu bisa memastikan bahwa aku bukan cowok jahat yang
suka memanfaatkan orang lain. Hlm 72
Sama seperti
Sophie, Ji Hwan adalah tipikal cowok gigih yang tak mundur meski Amara sering
berlaku kasar padanya. Sophie pun mengusulkan agar amara melakukan terapi lolipop.
Akankah
semua upaya itu akan berhasil membuat Amara tak takut lagi pada sosok Ji Hwan?
Terlebih,
saat si monster dengan beraninya muncul lagi di parkiran sekolah. Menampakkan
diri di depan Amara. Sukses membuatnya gemetar hebat dan didera panik yang luar
biasa.
Di sudut
lain, dunia Amara semakin terasa susah saat kedua orangtuanya memutuskan
bercerai.
Tidak ada yang berselingkuh di sini.
Kamu kira orang bercerai hanya karena perselingkuhan? Hlm 95
Tak
ketinggalan, fakta tentang kehidupan Sophie yang tidak disangka-sangka. Berikut
Brisha yang ternyata juga menyimpan rahasia, semakin membuat Amara dibebani
perasaan bersalah.
Andai bisa, aku tentu saja sangat
ingin membencinya. Karena ayah membuat ibu sangat menderita. Tapi, apa itu ada
gunanya? Membenci seseorang cuma membuat jiwaku sakit. Hlm 151
Benarkah ia
penyebab kedua orangtuanya bercerai?
Benarkah ia
adalah sahabat yang baik bagi Sophie dan Brisha?
Jangan selalu ingin mengambil beban
di dunia. Ada banyak hal yang memang tidak bisa kita kendalikan. Hlm 158
Untuk apa meributkan sesuatu yang
tidak bisa kita ubah? Bukankah itu cuma akan membuat frustasi? Hlm 162
Waw!
Permasalahan para belia yang pelik.
Setiap tokoh di novel ini seolah punya kadar permasalahan yang tak bisa
dibilang ringan. Cukup diajak merinding disco membayangkan masalah-masalah
tersebut.
Penuh dengan
masalah, namun bukan berarti Heartling kehilangan kadar sweet loh. Aku paling
suka bagian saat Ji Hwan membawa Amara ke Wonderful Treehouse. Rumah pohon yang
bisa dijadikan tempat makan yang berkesan. Pengunjung boleh memasak sendiri di
sana.
Mendadak
lapar saat penulis mendeskripsikan enaknya burger, salad dan kentang goreng buatan
si tampan, Ji Hwan. Si sipit ini jadi tokoh favorit selama menyelami Heartling.
Udahlah cakep, pinter masak, punya kesabaran yang nggak habis-habis pula. Boleh
pesen satu yang model begini gak sih? :p
Pesan-pesan
moral yang aku dapatkan setelah membaca novel ini:
Pertama.
Bahwa berbohong bisa merusak kesehatan. Setiap kali Amara berbohong, biasanya
kepalanya akan terasa nyeri dan produksi asam lambungnya meningkat drastis
setelahnya.
Berbohong, apa pun alasannya, nggak
bakal berakhir baik. Kamu terpaksa membuat kebohongan baru untuk menutupinya. Hlm 188
Kedua. Bersikap
lebih hati-hati itu penting. Jangan mudah percaya pada seseorang. Meski orang
itu mengaku teman baikmu.
Ketiga. Ada
banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan. Pahit manis, susah senang, juga
tragedi masa lalu. Tapi baiknya, kita tidak berhenti pada satu titik kehidupan
itu saja. Move on. Berat sih, tapi terlalu lama berkubang dalam kesedihan,
memang ada gunanya?
Apa yang dialaminya mengajarkan
banyak hal. Tragedi kadang membuat orang lebih cepat matang dibanding
seharusnya. Hlm
152
Hei, cukup sudah bagian melarikan
diri. Masalah itu harus dihadapi bukan dihindari. Hlm 237
Yang
disayangkan dari Heartling adalah ada beberapa masalah yang tidak diselesaikan
hingga akhir. Seperti proses perceraian orangtua Amara dan apa penyebab sebenarnya.
Kasus Brisha. Juga kehidupan Sophie. Semuanya terlalu berpusat pada Amara.
Hingga seolah nasib pemeran lain tidak begitu diperhitungkan.
Dan
terakhir, aku cukup kecewa, karena hingga lembar terakhir aku hanya dibiarkan
menebak-nebak apa itu arti heartling,
tanpa paham arti sebenarnya. Kalo tau artinya kan bisa dicontek jadi panggilan
kesayangan buat pacar, gitu. :D
3 dari 5
bintang untuk senyum menawan milik Ji Hwan.
gue belum pernah baca novel dengan konflik seperti di atas. tapi malah semakin penasaran ingin membaca. penasaran bagaimana penulis bisa mengeksekusi cerita dengan konflik di atas hingga selesai. baca di atas ada tokoh cowok Koreanya ya, hmm! tambah pingin baca karena selalu suka novel berlatar Korea sana atau hanya 1-2 tokoh (cowok) orang Korea yang disisipi di sebuah novel. by the way seteleh bertanya dengan mbah google, Heartling artinya 'a person with whom you feel a connection to before even meeting or talking with; you will come to this realization after moments of intense eye contact' :D
BalasHapus