Review Heartling – Indah Hanaco




Keterangan Buku :

Judul Buku : Heartling
Penulis : Indah Hanaco
Editor : Irna
Desain Sampul dan Isi : Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015 (Cetakan Pertama)
ISBN : 978 – 602 – 03 – 1592 - 8
Tebal : 256 hlm
Harga : Rp 35.000 (Buka Buku)

Tiap orang punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa bersalahnya kan? Ada yang mengabaikan terang-terangan, ada pula yang tersiksa dan merana karenanya, seperti Amara. Hlm 5

Amara Kameli, pemilik paras cantik, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi. Dulu, ia adalah gadis normal. Tidak kaku, punya banyak teman, tidak menganggap laki-laki sebagai monster yang mengerikan. Semua berubah, saat .. teman baik yang disayanginya, Marcello ...... memperkosanya. 

Hidup Amara jungkir balik. Setahun lamanya, ia diasingkan. Menyiksa diri dengan serangkaian olahraga berat dan perasaan tertekan. Saat kembali ke kampus, ia menutup diri. Dari teman lamanya, Brisha Serenade. Dari semuanya. Tapi ada gadis gigih yang seolah betah menempel di sisi Amara. Berkat kegigihannya, gadis itu berhasil menjadi sahabatnya. Ia adalah Sophie Lolita. Gadis riang yang seolah tanpa masalah.

Percuma kamu mengajukan banyak pertanyaan karena aku nggak bakal jawab. Bukan karena aku nggak tahu sopan santun, tapi bosan saja harus memuaskan keingintahuan orang lain. Hlm 20

Di kampus, Amara pelan-pelan mencoba menikmati hari. Namun seorang dosen muda yang tampan, Reuben Harlan, kembali membuatnya ketakutan. Padahal dosen itu digandrungi banyak mahasiswi. Tapi Amara sama sekali tak tertarik. Ia sadar ia bukan lagi Amara yang dulu. 

Ketakutan Amara datang lagi saat bertemu Seo Ji Hwan di perayaan pernikahan ke-tiga puluh orangtua Brisha. Cowok sipit berdarah Korea itu adalah teman sepupu Brisha, Arlo.

Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, Mara. Tapi ... kamu bisa memastikan bahwa aku bukan cowok jahat yang suka memanfaatkan orang lain. Hlm 72

Sama seperti Sophie, Ji Hwan adalah tipikal cowok gigih yang tak mundur meski Amara sering berlaku kasar padanya. Sophie pun mengusulkan agar amara melakukan terapi lolipop.

Akankah semua upaya itu akan berhasil membuat Amara tak takut lagi pada sosok Ji Hwan?

Terlebih, saat si monster dengan beraninya muncul lagi di parkiran sekolah. Menampakkan diri di depan Amara. Sukses membuatnya gemetar hebat dan didera panik yang luar biasa.

Di sudut lain, dunia Amara semakin terasa susah saat kedua orangtuanya memutuskan bercerai.

Tidak ada yang berselingkuh di sini. Kamu kira orang bercerai hanya karena perselingkuhan? Hlm 95

Tak ketinggalan, fakta tentang kehidupan Sophie yang tidak disangka-sangka. Berikut Brisha yang ternyata juga menyimpan rahasia, semakin membuat Amara dibebani perasaan bersalah.

Andai bisa, aku tentu saja sangat ingin membencinya. Karena ayah membuat ibu sangat menderita. Tapi, apa itu ada gunanya? Membenci seseorang cuma membuat jiwaku sakit. Hlm 151

Benarkah ia penyebab kedua orangtuanya bercerai?

Benarkah ia adalah sahabat yang baik bagi Sophie dan Brisha?

Jangan selalu ingin mengambil beban di dunia. Ada banyak hal yang memang tidak bisa kita kendalikan. Hlm 158

Untuk apa meributkan sesuatu yang tidak bisa kita ubah? Bukankah itu cuma akan membuat frustasi? Hlm 162

Waw! Permasalahan para belia yang  pelik. Setiap tokoh di novel ini seolah punya kadar permasalahan yang tak bisa dibilang ringan. Cukup diajak merinding disco membayangkan masalah-masalah tersebut.

Penuh dengan masalah, namun bukan berarti Heartling kehilangan kadar sweet loh. Aku paling suka bagian saat Ji Hwan membawa Amara ke Wonderful Treehouse. Rumah pohon yang bisa dijadikan tempat makan yang berkesan. Pengunjung boleh memasak sendiri di sana.

Mendadak lapar saat penulis mendeskripsikan enaknya burger, salad dan kentang goreng buatan si tampan, Ji Hwan. Si sipit ini jadi tokoh favorit selama menyelami Heartling. Udahlah cakep, pinter masak, punya kesabaran yang nggak habis-habis pula. Boleh pesen satu yang model begini gak sih? :p

Pesan-pesan moral yang aku dapatkan setelah membaca novel ini:

Pertama. Bahwa berbohong bisa merusak kesehatan. Setiap kali Amara berbohong, biasanya kepalanya akan terasa nyeri dan produksi asam lambungnya meningkat drastis setelahnya.


Berbohong, apa pun alasannya, nggak bakal berakhir baik. Kamu terpaksa membuat kebohongan baru untuk menutupinya. Hlm 188


Kedua. Bersikap lebih hati-hati itu penting. Jangan mudah percaya pada seseorang. Meski orang itu mengaku teman baikmu. 

Ketiga. Ada banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan. Pahit manis, susah senang, juga tragedi masa lalu. Tapi baiknya, kita tidak berhenti pada satu titik kehidupan itu saja. Move on. Berat sih, tapi terlalu lama berkubang dalam kesedihan, memang ada gunanya?


Apa yang dialaminya mengajarkan banyak hal. Tragedi kadang membuat orang lebih cepat matang dibanding seharusnya. Hlm 152 

Hei, cukup sudah bagian melarikan diri. Masalah itu harus dihadapi bukan dihindari. Hlm 237


Yang disayangkan dari Heartling adalah ada beberapa masalah yang tidak diselesaikan hingga akhir. Seperti proses perceraian orangtua Amara dan apa penyebab sebenarnya. Kasus Brisha. Juga kehidupan Sophie. Semuanya terlalu berpusat pada Amara. Hingga seolah nasib pemeran lain tidak begitu diperhitungkan.

Dan terakhir, aku cukup kecewa, karena hingga lembar terakhir aku hanya dibiarkan menebak-nebak apa itu arti heartling, tanpa paham arti sebenarnya. Kalo tau artinya kan bisa dicontek jadi panggilan kesayangan buat pacar, gitu. :D

3 dari 5 bintang untuk senyum menawan milik Ji Hwan.

1 komentar

  1. gue belum pernah baca novel dengan konflik seperti di atas. tapi malah semakin penasaran ingin membaca. penasaran bagaimana penulis bisa mengeksekusi cerita dengan konflik di atas hingga selesai. baca di atas ada tokoh cowok Koreanya ya, hmm! tambah pingin baca karena selalu suka novel berlatar Korea sana atau hanya 1-2 tokoh (cowok) orang Korea yang disisipi di sebuah novel. by the way seteleh bertanya dengan mbah google, Heartling artinya 'a person with whom you feel a connection to before even meeting or talking with; you will come to this realization after moments of intense eye contact' :D

    BalasHapus