Beberapa hal
memang berubah. Tapi, bukankah memang ada hal-hal yang tak berubah meski sudah
digerus waktu? – hlm 6
Renata Asyka Rayata a.k.a Rena adalah editor
majalah fahion di salah satu majalah wanita ternama di Jakarta. Bertahun-tahun
ia memendam penyesalan, menahan rindu yang menderu juga tetap menjaga
pengharapan. Pengharapan bahwa kekasihnya Dante akan kembali dan melamarnya
(lagi).
Beberapa tahun lalu, sebenarnya Denta sudah
melamarnya, tapi Rena menolak. Dia ingin menyelesaikan kuliah, menggapai
cita-citanya juga. Dia tak ingin seperti ibu yang terlunta-lunta sejak
ditinggalkan ayah.
“Aku tak
ingin selalu dilindungi olehmu. Aku ingin kuliah dan bekerja sampai aku bisa
sukses dan menjadi kuat. Dengan begitu, aku pun bisa melindungimu.” – hlm
34
Namun, sejak kepergiannya ke Jepang, Dante
tak kunjung kembali. Setahun, dua tahun, tiga tahun ... Rena terluka dalam
penantian. Juga menyesal ‘seandainya dulu
ia langsung menerima lamaran Dante ..’
Di tengah penantian itu, ada seseorang yang
menemani Rena. Alexander Kenzo a.k.a Alex adalah direktur pemasaran di perusahaan
tempatnya bekerja. Ia adalah sahabat baik Dante. Awalnya ia menemani Rena atas
alasan ‘membantu wanita yang dicintai sahabatnya’. Namun, seiring waktu, Alex
ftrustasi karena ia pelan-pelan mulai mencintai Rena. Makin lama, cinta itu
makin kuat.
Alex akhirnya mengikuti petarungan jalanan.
Ia menginginkan rasa sakit, entah itu memukuli atau dipukuli. Ia didera rasa marah
pada dirinya sendiri, karena ia sadar, ia bahkan tak boleh mencintai Rena,
bahkan meski hanya sekali.
Dante adalah
seseorang yang bisa menyentuh dasar hatinya. Jika seseorang bisa membelah
hatinya sampai bagian yang terkecil, mungkin hanya cinta untuk Dante yang ada
di sana. Rena mencintainya dengan semua ruang di hatinya. – hlm 53
“Cinta Dante
kepadamu seperti air yang tidak mempunyai rasa. Tapi, kamu tidak pernah bosan
untuk meminumnya. Air yang kamu minum saat kamu kepanasan. Juga, saat kamu
kedinginan. Jika, kau ingin rasanya manis, kau hanya perlu menambahkan gula ke
dalamnya. Jika, kamu ingin asin, kamu hanya perlu menambahkan garam ke
dalamnya. Air yang membantumu minum obat sehingga rasanya tidak terlalu pahit.
Air yang membantumu tetap hidup.” – hlm 64
Cinta
membuat seseorang egois, ingin memiliki dan tak ingin kehilangan. Hlm 57
Alex dan Rena. Rena mencintai Dante yang
pergi entah ke mana. Sedangkan Alex mencintai Rena yang dicintai Dante –
sahabatnya. Keduanya seperti bumi dan bulan yang terus bersama. Namun, keduanya
tidak menyatu karena selalu ada jarak di antara keduanya. Supaya tidak
bertabrakan. Supaya tidak hancur berantakan.
Apa yang menjadi akhir penantian seorang
Rena?
Tetap menunggu ‘matahari’nya? Atau
mempertimbangkan kehadiran ‘bulan’ yang tak pernah kemana-mana.
Ataukah
cinta itu seperti bulan yang cahayanya terkadang bersembunyi dalam gelapnya
malam, tapi sebenarnya tetap berada di sana, tak pernah pergi sedikitpun
meninggalkan bumi. Dan, ketika cinta seperti bulan, kita hanya perlu yakin
bahwa dia ada di sana. – hlm 33
Semakin
besar rasa cinta, semakin besar pula tragedinya ketika cinta itu berakhir. – Nicholas
Sparks
Sesaat di
Keabadian
adalah novel kedua kak Mezty Mez. Awal membaca buku ini karena aku penasaran
dengan karya kak Mezty di bidang literasi. Kalau di bidang musik kan udah nggak
diragukan lagi yess. Orangnya cantik.. suaranya apalagi ..
Covernya cantik dan aku rasa cocok
menggambarkan Rena yang sedang menanti Dante di tepian pantai.
Jumlah halaman bukunya yang lumayan tipis
ternyata nggak mengurangi kepuasan menikmati setiap adegan cerita yang
disuguhkan. Diceritakan dari sudut
pandang masing-masing tokoh, alur waktunya juga maju mundur cantik. Sempat menimbulkan kebingungan sih, ‘loh kok tiba-tiba ada tokoh namanya Takashi?
Lalu Inaho ..
Tapi ternyata kehadiran tokoh figuran ini
sangat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap teka teki yang sedang terjadi.
Mulai deh mengaitkan satu per satu tokoh dengan alur cerita lengkapnya. Semacam
puzzle gitu. Setiap tokoh membawa potongan kisah masing-masing.
Di setiap awal bab terdapat cuplikan lirik
lagu, sepertinya makin asik kalo pas baca setiap bagian cerita sambil dengerin
lagunya juga kali ya?
Sayangnya, cerita di Sesaat di Keabadian ini
belum selesai. Abis baca, aku malah jadi kepikiran. Kira-kira apa yang akan
terjadi setelahnya ya? Kayaknya bakal ribet deh. Apalagi kan dari ritualnya
udah jelas kalo hati Rena masih condong ke mana. Tapi ya ampun.. ya gitu deh.
Nggak kebayang lanjutannya bakal kayak apa.
Sedih sekaligus nggak sabar buat nunggu cerita ini diselesaikan.
3,5 dari 5 bintang untuk cinta di hati yang
tak akan pernah mati. :)
Yang hai luka udah baca belum kak? Soalnya novel ini kan sekuel, hehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus