Keterangan
buku :
Judul :
Pulang
Penulis :
Tere Liye
Editor :
Triana Rahmawati
Cover :
Resoluzy
Lay out :
Alfian
Penerbit :
Republika
Tahun terbit
: Oktober 2015 (cetakan II)
Tebal : iv +
400 hlm
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di
hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati
Mamak dibanding di matanya."
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit."
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit."
Review
:
Jika setiap
manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik dan kemarahan,
aku hanya memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut. – hlm 1
Bujang adalah anak satu-satunya Samad dan
Midah. Mereka tinggal di talang yang terletak di lereng Bukit Barisan,
Pedalaman Sumatera. Bujang yang kelak dikenal sebagai ‘Babi hutan’ ini adalah
keturunan dua orang yang sangat penting di masa lalu. Kakek dari kakek pihak
mamaknya adalah pejuang yang melawan penjajah Belanda. Sedangkan dari garis
keturunan bapaknya, mewariskan darah perewa mahsyur.
Cerita cinta mamak dan bapak Bujang di masa
lalu dicumbu luka. Mereka saling suka sejak remaja, namun ditolak mentah-mentah
oleh keluarga mamak Midah. Bapak yang dirundung duka pun pergi dan menghilang
bagai ditelan bumi. Setahun berlalu, mamak menikah dengan dengan laki-laki
pilihan keluarganya.
Namun jodoh adalah jodoh. Saat usia bapak 30
tahun, dia kembali lagi. Mamak juga sudah bercerai dengan suaminya. Mamak dan
bapak lantas mengambil keputusan berani untuk menikah. Kebahagiaan sehari yang
harus dibayar mahal, karena mereka harus terusir dari kampung dan menetap di
talang dengan kehidupan yang amat sederhana.
--
Pada suatu hari, saat usia Bujang 15 tahun,
kawan lama bapak, Teuku Muda, bertandang ke talang. Dengan alibi untuk
‘menangkap babi hutan’, ia sebenarnya ingin membawa Bujang ke kota. Ingin
merekrut pemuda yang tak mengenal takut takut sejak berhadapan langsung dengan raja babi itu untuk bergabung dengan
keluarga Tong.
Mamak Midah yang awalnya keberatan setengah
mati, tak mampu berbuat apa-apa saat Bujang juga mengamini keputusan bapaknya,
ia juga ingin ‘menengok’ kota. Mamak hanya berpesan ‘jangan makan daging babi atau daging anjing, juga tidak akan menyentuh
tuak dan segala minuman haram. Agar kelak, saat hitam seluruh hidup dan hati,
tetap ada satu titik putih yang semoga berguna untuk memanggil pulang.’
Tapi siang
ini, jika Tuhan memang sayang, maka anakmu akan menemukan jalan terbaiknya.
Sejauh apa pun dia pergi, sejauh apa pun dia menghilang, Tuhan akan
menemukannya. – hlm 23
--
Siapa sangka, si bocah talang yang memakai
sepatu pun tak pernah seperti Bujang ternyata memiliki potensi kecerdasan yang
luar biasa. Ia mengejar ketertinggalan pelajaran di sekolah lewat bimbingan guru
khusus yang disiapkan Teuku Muda, melanjutkan kuliah di Universitas ternama di
ibukota, melanjutkan meraih 2 gelar master sekaligus di Amerika.
Tak hanya itu, ia juga berguru pada Salonga
untuk mempelajari teknik menembak. Dengan tekun, ia mempelajari pula teknik
melempar kartu ala ninja bersama guru Bushi. Belum lagi ‘latihan pukul memukul’
yang ia lakukan bersama Kopong. Tak ayal, 20 tahun berlalu sejak ia
meninggalkan talang di pedalaman Sumatera, Bujang telah bertransformasi menjadi
sosok luar biasa. Ia jenius, ia kuat, ia tak kenal takut. Ia berperan besar
dalam memajukan keluarga Tong mencapai puncak kejayaan.
Semua orang
punya masa lalu, dan itu bukan urusan siapa pun. Urus saja masa lalu
masing-masing. Hlm 101
Namun saat hari-hari yang ia lewati seakan
mengelupaskan lapisan rasa takut yang mengendap di hati, akankah Bujang berkutat
dengan hidup yang serba hebat namun hitam pekat sampai ajal menjemput? Ataukah
ia akan memilih ‘pulang’ untuk menjemput setitik cahaya terang?
--
Pulang adalah karya Tere Liye yang nuansa ‘gelap
dan menegangkannya’ mengingatkan kita pada buku Tere Liye sebelumnya, yakni
Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Kali ini mengangkat tema yang
unik namun tetap sarat makna, yakni mengenai perjalanan hidup seseorang yang
bergelut dengan hitam pekat shadow
economy.
Shadow
economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja. Oleh karena
itu, orang-orang juga menyebutnya black market, underground economy. – hlm 30
Jujur saja, selama membaca aku jadi berpikir
keras, “Bang Tere Liye nggak mungkin lah
asal nulis, pasti risetnya sudah dalam sekali. Jangan-jangan memang shadow
economy ini memang terjadi di Indonesia? Waduh!”
Tere Liye pandai sekali memasukkan
sentilan-sentilan yang memang nyatanya ada di dunia nyata. Seperti calon
presiden berkemeja yang lawannya adalah orang militer. Persoalan masakapai
penerbangan yang delay tiga hari. Kerusuhan-kerusuhan yang nampak kulit luarnya
saja bagi publik, padahal ada hal mengerikan dibaliknya. Semuanya terasa begitu
nyata. Aku jadi membayangkan si Bujang ini benar-benar ada. Berkelindan dengan
berbagai macam urusan pelik, punya kemampuan yang luar biasa.
--
Pulang diceritakan dengan alur maju mundur. Kita
diajak mengikuti kisah Bujang saat ia berusia 15 tahun dan 20 tahun kemudian,
kala ia sudah berusia 35 tahun. Dengan alur berlompatan begini, sama sekali tak
membuat bingung. Malah kalau kita benar-benar jeli menyimak, setiap potongan
cerita memberikan clue untuk klimaks
mengejutkan yang terjadi menjelang ending cerita.
Dan ini baru aku sadari saat sudah membaca
ulang Pulang untuk kedua kalinya. Tere Liye pandai menyimpan ‘rahasia penting’
lalu membukanya satu per satu dengan rapi. Klimaksnya benar-benar ‘seru’.
--
Selain tokoh utama, Bujang, yang digambarkan
memiliki karakter yang dingin, punya semangat belajar yang tinggi, sedikit
keras kepala namun juga rapuh, penulis juga menghadirkan banyak tokoh pendukung
yang tak asal tempel. Semuanya punya karakter masing-masing dan tidak tertukar.
Di awal cerita kita akan berkenalan dengan
bapak dan mamak Bujang, Samad dan Midah. Lalu ada anggota keluarga Tong yang
ramai, ada Tauke Muda, Tauke Besar, Basyir (jagal keturunan Arab), Kopong
(kepala tukang pukul), Mansur (kepala
keuangan) Parwez, dan banyak lagi. Penulis cakap menciptakan tokoh sebanyak itu
dengan karakterisasi masing-masing.
Tokoh favoritku?
Bujang.
Bukan karena ia jenius dan serba bisa. Tapi aku
salut dengan keteguhan hatinya, caranya belajar yang tak kenal lelah, mentalnya
yang membaja. Ia nyaris sempurna & menginspirasi. Hei, Bujang bisa sekeren itu karena belajar siang malam loh, kita juga
bisa keren asal usahanya sekeras Bujang. Ya gak?
--
Banyak pemahaman-pemahaman baik yang aku
dapatkan dari Pulang. Tentang menjaga perut dari makanan dan minuman haram. Tentang
kerja keras. Tentang kesetiaan dan pengkhianatan. Juga ilmu baru mengenai shadow economy.
Meski aku berharap fakta tentang transaksi
ekonomi mengerikan itu tak pernah benar-benar terjadi di Indonesia, namun cukup
membuat mataku terbuka bahwa ada orang-orang yang menjalani hidup dengan ‘ajaib’,
dengan cara yang mengerikan. Warna hidup ternyata tidak sebatas hitam dan putih.
Dan ini beberapa quote keren yang sayang
untuk dilewatkan..
I against my
brother, my brother and i agianst my cousins, then my cousins and i against
strangers.
– hlm 45
Hanya
kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik
lainnya.
– hlm 207
Hidup ini
adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada
jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui.
Kita tidak tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat
tertunduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu-dua keputusan
itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan
penyesalan. – hlm 262
Akan selalu
ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam kita.
Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama
matahari terbit. Hlm 345
Pulang direkomendasikan untuk semua orang
yang ingin memiliki setitik cahaya putih meski hidup kadang menyeret kita pada
pusaran takdir hitam pekat mengerikan.
Aku jadi penasaran sama arti shadow economy deh. Dan banyak yg bilang juga novel ini recommended. Sayang, entah knp blm ketertarikan buat beli hiks. Good luck ya intan :)
BalasHapusIya kak, recommended. Seruuu & menginspirasi (khas Tere Liye) :D
HapusAsyiik lengkap deh reviewnya, good luck ya Intan :)
BalasHapusMakasih ya kak :D
Hapusiya intan, quote2 inspiratifnya salah satu kelebihan novel ini selain jalinan ceritanya sendiri
BalasHapusBetul mbak. Qoute yang bikin merenung :')
HapusKalo punya bukunya kayanya bakal banyak aku stabilo-in nih. Banyak quote kece. Btw good luck, Ntan! God Speed. ♡
BalasHapusYamasaa distabilo-in Ataaa? Ini bukan buku Kimia >,<
HapusAh, Bujaaaang *ala fangirl*
BalasHapusHa..ha.. ini kekhasan Tere Liye ya. Bikin tokoh yang mudah dicintai :D
Iyee kak, walaupun sedingin es, tapi tetap mempesona :')
HapusQuotenya bagus-bagus nih! Buku karangan Tere Liye yang saya baca baru 1, yaitu Hafalan Shalat Delisa :)
BalasHapusJadi pengen baca lebih lengkap nih yang Pulang.
Ayo beli ayo beliii, bukunya keceee :D
HapusJadi penasaran :)
BalasHapusHihi, ayo baca jugaaa mak Dame :D
Hapusjadi pingin baca
BalasHapusAyoo ke tokbuk mbak :D
HapusJadi shadow economy artinya itu. Aku suka dengan cerita yang ada unsur underground economy. Mungkin akan suka juga dengan yang ini. ^^
BalasHapusFifaaah ayo ke tokbuk. Recommended :D
Hapusbelom baca buku ini...
BalasHapusbiasanya sih buku tere liye banyak quote yang keren dan menohok hehe...
Di sini pun banyak, mbak. Ayo bacaaaa jugaak :D
HapusReviewnya selalu keren ^_^
BalasHapusNtan, penerbitnya waktu itu pernah bikin kuis, dia nanya perlu atau nggak sih novel ini ada sekuelnya? Jadi, kamu kan udah baca, menurutmu perlu ada atau nggak? :D
BalasHapusaku belum selesai baca, Tan :D
BalasHapusReviewnya komplit banget nih. Kebetulan kemarin belum jadi beli buku ini. Selain harga yang lumayan, etapi sebanding sama kualitas isinya pasti. Bukunya lumayan tebel juga dan buka beberapa lembar secara acak udah bikin aku mikir keras, jadi di simpen lagi deh di rak buku. Tapi setelah baca review kamu kayaknya jadi pengen beli dan baca juga. Apalagi quote nya bagus dan inspiratif begitu. good luck Intan :)
BalasHapusIntan ayo baca buku Tere Liye lainnya, keren dey :) Aku saja jatuh cinta sejak baca Hafalan Shalat Delisa sampai sekarang. Gud luck intan :*
BalasHapusPulang direkomendasikan untuk semua orang yang ingin memiliki setitik cahaya putih meski hidup kadang menyeret kita pada pusaran takdir hitam pekat mengerikan.
BalasHapusIntan, suka deh kata-kata mu... jadi pengen bacaaa