Blurb :
Amora :
Kalian percaya cinta? Aku tidak.
Menurutku, cinta hanyalah khayalan para
penyair renaissance yang kurang kerjaan.
Jantung mereka berdebar, dan mereka artikan
itu sebagai cinta.
Bibir mereka bergetar dan mereka artikan itu
sebagai cinta.
Mereka susah tidur, susah makan, dan mereka
artikan itu sebagai cinta.
Bahkan yang kelewat posesif dan main tangan
mengartikan tindakan mereka sebagai cinta.
Padahal itu semua hanyalah reaksi kimia dari
otak yang mempengaruhi kerja organ-organ tubuh kita. Bedah sedikit, suntik
sedikit, hilanglah kupu-kupu dalam perut yang mereka elu-elukan itu. Apa
istimewanya?
Tapi kenapa semua orang masih saja memuja
cinta?
---
Cinta itu
gak ada. Itu Cuma reaksi kimia dari otak. Efek dari reaksi memori, persepsi dan
hormon.
– hlm 106
Bagi Amora, cinta itu gak ada. Menurut gadis berambut
kribo yang kuliah di jurusan Biologi Universitas Negeri Bandung itu, ‘jatuh
cinta’ cuma reaksi kimia dari otak yang mempengaruhi kerja organ-organ tubuh.
Ia geram setengah mati saat sahabatnya, Erin,
patah hati gara-gara cowok playboy blasteran Jepang, bernama Shinji. Padahal
Erin cantik, punya wajah kearab-araban dan jadi incaran banyak cowok. Namun
pengkhianatan Shinji sukses membuat Erin mengurai tangis dan gagal move on
dalam waktu yang lama.
Namun siapa sangka, dibalik semua
penolakannya terhadap cinta dan obsesi berlebihannya terhadap ‘ajaran’ buku The
Science of Love, Amora punya kisah sedih yang membuatnya susah percaya cinta. Bukan
hanya soal Daniel, si cinta pertama zaman SMP yang memporak-porandakan hatinya.
Namun rahasia kelam sang ayah kandung yang terkuak pada hari kematian beliau
juga membuat otak Amora sungguh menolak cinta.
Tapi saat perjalanan takdir menggetarkan perasaannya
terhadap seseorang yang tak seharusnya ia sukai, haruskah Amora tetap menolak
cinta?
Saat Amora merasakan kupu-kupu menari di
perutnya juga sensasi nyaman saat berdekatan, akankah Amora tetap menolak
cinta?
Karena gue
tahu bahwa di sini bukan gue aja yang butuh lo. Lo juga. Dan gue terlalu sayang
sama lo untuk pura-pura gak tahu itu. – hlm 216
Yay. Ini kali pertama membaca novel karya kak
Rainy Amanda. Meski diterbitkan secara indie, namun kualitasnya tak kalah dengan
novel terbitan mayor. Aku menikmati ‘cara bercerita’ kak Manda yang mengalir
manis. Lengkap dengan selipan ilmu pengetahuan mengenai Biologi yang terselip
rapi di sepanjang cerita.
Salah satu
zat yang terstimulasi saat lo merasa ‘jatuh cinta’ itu serotonin. Reaksinya
bisa membuat lo hanya terfokus pada satu hal. Ada juga dopamin, efeknya sama
kayak otak yang sedang dalam pengaruh kokain. – hlm 1
Tema cerita Amora Menolak Cinta ini memang
unik. Bukan hanya fokus mengenai kisah asmara si Amora, juga bercerita tentang
permasalahan keluarga. Ide buat nggak megang handphone selama bareng keluarga
itu kayaknya keren deh kalo diterapin. Dan uhm, kikuknya Amora sewaktu harus
berada di tengah-tengah ‘keluarga baru’ bisa dimaklumi kok. Rasanya emang aneh.
I can feel her *pukpuk Amora. Teruuus,
yang bikin novel ini khas banget dan susah dilupain ya kek yang aku singgung di
atas, selipan soal Biologinya bener-bener seru.
Menyoal tokoh, tokoh-tokoh di novel ini juga cukup
banyak. Selain Amora dan Shinji, juga ada Erin, Heidy, Alif, Yondi, juga papa
mama dan kedua adik Amora. Karakter favoritku jatuh pada Shinji. Ihiy! Meski
doi digambarkan playboy, tapi kelakunnya gak gitu kok. Dia malah manis banget.
Apalagi di adegan ngajakin makan bakso. Aww! Di mana-mana, seorang badboy kalo
udah jatuh cinta jadi manis banget yak.
Cerita ini diceritakan dari sudut pandang
Amora. Dalam beberapa kesempatan, kita bakal dibikin gemes dengan opini Amora
tentang cinta. Kadang-kadang malah dibikin prihatin. Duh, Amora keknya banyak
banget sialnya, dari rambut, keluarga, asmara. Pfffttt. Untunglah pikirannya
yang kadang nyeleneh dan kelakuannya yang absurd nolong banget. Intinya sih,
mau sesial apa pun, yawis dibawa happy aja.
Setting cerita Amora Menolak Cinta ini mostly di Bandung, sisanya di Jakarta. Pembaca
diajak menyusuri beberapa tempat makan di Bandung, juga belanja kaen pake cara sadis. Hihi. Percakapan
dengan bahasa sundanya unyu deh. Coba kalo dibanyakin porsinya. Aku kan sekalian
bisa belajar bahasa sunda :D
Overall, Amora Menolak Cinta bagus
dan menghibur. Pas banget dibaca buat pemilik hati-hati yang tengah patah, atau
jiwa-jiwa yang ngerasa banyak sialnya. Kita bisa belajar banyak dari sosok
Amora.
wah, berat nih kalau cinta udah dikait-kaitin sama ilmu biologi atau apalah itu hehe...nice review!
BalasHapushttp://petitecovered.blogspot.com/
trims reviewnya
BalasHapusWah, jadi penasaran ma bukunya ;D
BalasHapus