Keterangan
Buku :
Judul : My
Better Half
Penulis :
Indah Hanaco
Editor :
Afrianty P. Pardede
Penerbit :
Elex Media Komputindo
Tahun terbit
: 2014 (cetakan pertama)
ISBNP : 978
– 602 – 02 – 5344 – 2
|
Blurb :
“Dia memang
bukan pelaku kriminal. Dia hanya seorang laki-laki menyebalkan yang tidak tahu
caranya tersenyum. Bodohnya, aku selalu kesulitan untuk benar-benar marah
padanya.” –
Kendra Elanith
“Dan dia
adalah gadis ceroboh yang selalu meninggalkan ponselnya di sembarang tempat. Tapi
dia selalu mampu menghadapiku lebih baik dibanding orang lain.” – Maxim
Fordel Arsjad
Mereka lebih sering membantah, sekaligus
membangun pengertian. Kendra dan Maxim saling memahami meski tak fasih
menuangkannya dalam kata. Keduanya mengelak dari hubungan lebih dari sekedar
teman. Tapi Tuhan adalah sutradara maha gemilang. Dia menuliskan predestinasi
yang tak bisa dibantah. Menyandera Maxim dan Kendra pada perasaaan istimewa.
Mungkinkah mereka memilih jalan untuk
bersama, menghabiskan sisa kefanaan berdua? Ataukah lebih suka menjauh meski
saling menyakiti? Ada banyak perasaan terluka, ada banyak rasa ngilu yang harus
dikecap. Jalan ke masa depan memang bukan jalan yang bebas hambatan.
Sekilas
tentang My Better Half..
Maxim Fordel
Arsjad,
29 tahun, pengusaha muda sepatu prewalker bermerek Buana Bayi. Tipe lelaki
menawan tapi enggan jadi pusat perhatian. Suatu hari, profilnya nangkring di artikel
bertajuk ‘Bujangan Paling Diidamkan’ yang dimuat di The Bachelor, membuat
hidupnya yang berkutat ‘di belakang layar’ terusik. Gara-gara artikel itu, ‘mak
comblang’ dari sebuah acara televisi, bernama Helen, memaksanya mengikuti acara
yang sedang naik daun, Dating with
Celebrity.
Dating with Celebrity ..
Peserta
adalah orang yang dianggap pesohor dan sudah dipilih dengan seksama.
Selanjutnya, Helen dan timnya bertugas menyeleksi para pelamar yang biasanya
cukup membludak, berdasarkan ciri fisik dan latar belakang yang diinginkan sang
selebriti. Ke-10 orang ini mendapat hak istimewa untuk bertemu dengan si
pesohor dalam semacam acara perkenalan santai. Puncaknya, akan dipilih satu
orang peserta yang akan diajak kencan.
Kendra
Elanith, bekerja
pada Helen Mohini sejak tamat
kuliah. Awalnya ia kira bekerja di The Matchmaker hanyalah sebagai batu
loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan fokus kuliahnya,
akuntan. Tapi ternyata, hari demi hari ia malah tenggelam dalam kesibukan di
The Matchmaker dan tak punya kesempatan untuk mencari pekerjaan lain. Lagipula,
gajinya yang lumayan besar membuat Kendra bertahan.
Meski demikian, di lubuk hatinya, dia kurang
sreg melihat perempuan bersaing untuk mendapatkan satu kursi istimewa di depan
selebriti, di acara Dating with Celebrity. Menurut Kendra, seharusnya, kaum
adam-lah yang berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan orang yang menarik
perhatiannya, bukan sebaliknya.
Tuhan
menuliskan predestinasi yang tak bisa dibantah..
Kendra ditugaskan oleh Helen untuk bertemu
Maxim di suatu makan siang sambil menjelaskan prosedur mengenai Dating with
Celebrity. Malang bagi Kendra .. terlebih Helen membatalkan janji sepihak
dengan Maxim, dan meminta pergeseran waktu pula.
Tapi titah Helen tak mungkin bisa dibantah.. Kendra
harus menemui Maxim tentu saja, sekaligus membujuk lelaki yang irit bicara itu
untuk mengikuti acara Dating with Celebrity.
Tentu saja Maxim menolak. Alasannya ..
Pertama, dia tak suka jadi sorotan. Tak
pernah suka. Menurutnya, kesibukan sebagai kepala departemen penjualan,
sekaligus merancang sepatu bayi di Buana Bayi sudah lebih dari cukup.
Kedua, dia kesal bukan kepalang pada Helen.
Wanita itu seenaknya saja membatalkan janji, mengutus orang lain pula –si
Kendra- untuk menemuinya.
Alhasil Kendra pun menjadi pelampiasan
kekesalan Maxim. Dia harus menghabiskan banyak energi juga kesabaran untuk
membujuk Maxim. Akhirnya, setelah nyaris menyerah, Maxim akhirnya bersedia
juga. Eit, tapi tentu saja kesediaannya tidak mengakhiri penderitaan Kendra.
Ada-ada saja ulahnya untuk membuat Kendra ‘tersiksa’.
Namun, tanpa mereka sadari, ada rasa yang
terselip samar diantara setiap percekcokan, ada pemahaman dibalik setiap
perseteruan. Terlebih saat mereka menyadari ada kesamaan yang menjadi benang
merah agar mereka dekat. Tentang perasaan sayang pada keluarga, tentang cerita
di masa lalu.
Saat seorang lelaki minim pengalaman
mengungkapkan cinta, bertemu wanita yang menyimpan trauma dengan masa lalu,
beranikah mereka mengiyakan rasa? Atau malah menghindar dan bersikap seolah
debar rasa tak pernah ada?
Tertawa
tidak berarti kamu tidak sedih lagi. Itu caramu menyembuhkan luka. Karena yang
sudah terjadi tidak bisa diubah sama sekali. – hlm 201
My Better
Half – Indah Hanaco
Yay, ini adalah buku pertama yang aku baca
lewat aplikasi i-Jak. Nggak butuh waktu lama untuk menuntaskan cerita ini,
karena jalan cerita Maxim dan Kendra mengalir lancar, asyik sekali diikuti
meski sesekali menggemaskan. Tingkahnya mereka berdua itu loh. Yang satu tukang
ngambek, yang satunya kelewat cuek dan ga peka. Nyahaha. *pukpuk si Max.
Tema yang penulis ambil adalah mengenai acara
televisi : Dating with Celebrity. Aku pernah nonton acara sejenis ini di
televisi dan mengamiini pendapat Kendra. Ngenes ya bok kalo lihat cewek-cewek
cantik berebut perhatian seorang cowok. Eh tapi jadi tau juga deng, kira-kira
begitulah yang terjadi di belakang layar. Tingkah laku si seleb, kriteria
pasangan yang mereka inginkan, yang bikin para kru kadang sakit kepala.
Btw, fokus cerita nggak melulu soal acara itu
kok, ada selipan ilmu mengenai Ambidextrous,
kemampuan untuk menggunakan tangan kanan dan kiri dengan sama baiknya. Kabarnya
sih satu diantara seribu yang punya kemampuan ini. Ada juga informasi mengenai skizofrenia, si gangguan kejiwaan
kompleks.
Yang paling aku suka tentu aja bahasan
mengenai keluarga. Sukaaa banget sama kasih sayang Maxim ke mamanya. Mama
Maxim, Aurora, Darien dan Declan (sodara-sodara Maxim) pun juga adalah
orang-orang baik nan ramah. Gambaran keluarga idaman dan bahagia deh.
Sedangkan kondisi Kendra pun sebaliknya.
Seorang diri ditinggal ayah dan kakak-kakak untuk mengurus sang ibu seorang
diri pasti rasanya seseeeeek banget. Harusnya kan kalo ada kesulitan ya
ditanggung bareng-bareng, ini malah si Kendra yang seolah harus
bertanggungjawab. Tapi yang jadi titik kesamaan Maxim dan Kendra ini tentu aja
karena mereka berdua sayaaaang banget sama mama.
Tokoh favorit?
Hmm. Maxim. *cie ciee
Selalu suka sama cowok cool tapi gemesin, doi
juga sayang mama, anak penurut dan juga kadang suka bertingkah konyol di depan
Kendra.
Si Kendra juga nyenengin, dia digambarin
sebagai sosok yang banyak ketawa, santai, selalu positif, tapi kadang ceroboh. Bayangin
aja, handphonenya kerap ketinggalan dimana-mana. Satu diantara banyak hal yang
bikin Maxim bete.
Di sepanjang cerita, Maxim dan Kendra cukup
sering ngabisin waktu dengan makan bareng (sambil marahan teteeep hehe). salah
satu yang sukses bikin ngiler waktu mereka makan di Little Korea. Nyaam, pengen
nyobain Jjim dak sama Kalgusku. Woho!
Sumber : www.bicarakorea.com |
Jjim dak : potongan ayam kukus yang ditumis
bersama sayuran, sohun dan saus kecap kental
Sumber : crazykoreancooking.com |
Kalgusku : mi gandum dengan kuah yang terbuat
dari ikan kecil, kerang dan kelp
Berhenti bersikap kekanakan. Kalau ada salah
paham, jalan keluarnya itu disebut dialog. Bukannya menyimpan perasaaan curiga
dan mengambil kesimpulan sendiri. – hlm 276
Tidak ada komentar