Keterangan
Buku :
Judul :
Serpihan Inspirasi (Hikmah dari Negeri Seberang)
Penulis :
Salim Darmadi
Penerbit :
Elex Media Komputindo
Tahun terbit
: 2016
ISBN :
978-602-02-8316-6
Tebal : xxx
+ 226 hlm.
Blurb :
Inspirasi bisa datang dari mana saja. Di
rumah sendiri atau tempat yang jauh dari kampung halaman. Dari peristiwa besar
maupun dari kejadian sederhana. Alam takambang jadi guru. Alam semesta, beserta
ragam rupa kehidupan manusia di dalamnya, memang terhampar sedemikian rupa
untuk menjadi sumber pembelajaran berharga. Pesan ini juga menemukan
relevansinya saat penulis tinggal di Australia selama dua tahun untuk menempuh
studi pascasarjana.
Simak catatan-catatan reaktif yang
menginspirasi dalam buku ini! Kita akan semakin yakin bahwa hikmah adalah harta
terserak dan dapat kita pungut dari mana saja, untuk selanjutnya kita renungi
dan menjadi bekal untuk bangkit memperbaiki diri dan menebar manfaat. Read,
reflect, and revive!
Buku Serpihan Inspirasi (Hikmah dari Negeri
Seberang) merupakan buku yang memuat pengalaman-pengalaman yang pernah penulis
alami ketika mengambil postgrad
(program pascasarjana) di salah satu dari seratus perguruan tinggi terbaik di
dunia, University of Queensland (UQ) yang terletak di Brisbane, Australia.
Sebuah mimpi kanak-kanak penulis yang menjadi nyata.
University of Queensland (UQ)
Pict source : teanabroad.org |
Di buku ini, penulis mengajak pembaca untuk
mengambil hikmah yang terserak dari kisah-kisah sederhana namun memuat banyak
makna. Kisah-kisah tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, yakni :
-Kerja Keras
dan Pengorbanan
-Jati Diri
dan Keteguhan
-Karya dan
Kontribusi
-Keluarga
dan Sahabat
-Inspirasi
untuk Kemajuan
-Persepsi
dan Pengalaman
Setiap bagian menyuguhkan kisah-kisah yang dikemas
menjadi cerita pendek yang tak mengganggu saat dibaca dengan jeda, maupun
dibaca sekali duduk. Yang menjadi poin plus, saat membaca buku ini, aku juga
tidak merasa digurui, karena gaya menulis penulis lebih cenderung seolah sedang
menasehati diri sendiri. Namun tak urung, cukup banyak kisah yang membuat
tersentil.
Berikut
kisah-kisah favoritku :
Mimpi Masa
Kecil yang Menjadi Nyata
Saat kecil, penulis sering dikirimi kartu pos
bergambar oleh sepupu yang sedang menjalani pelatihan profesi di Maryland. Gambar-gambar
di kartu pos itu seakan membawa penulis ke puluhan ribu kilometer dari kampung
halamannya. Dari situ lah mimpi kanak-kanak penulis terbentuk. Suatu hari nanti
ingin bisa belajar di negeri orang dan menginjakkan kaki di tempat-tempat
asing. Dan tahukah, mimpi masa kecil yang penulis semai di lembah Sungai
Brantas telah membawanya menuju bangku kuliah di sebuah kampus di kelokan
Sungai Brisbane.
Aku jadi ingat kalau bertahun lalu, saat aku
masih berseragam putih abu-abu, aku pernah menulis di papan mimpi bahwa aku
ingin saat tamat kuliah bisa menjadi bagian dari keluarga besar RRI (Radio
Republik Indonesia). Ternyata semesta mendukung, bahkan saat aku masih duduk di
semester 5, tawaran untuk bekerja di sana datang lewat jalan yang sedemikian
apik. Bagiku, pengalaman ini menjadi pengingat sepanjang waktu, jika memang
kita menginginkan sesuatu, lantas berusaha dan berdoa tanpa putus, impian akan
menjelma menjadi nyata.
Tegur Sapa
yang Saya Rindukan
Pada kisah kali ini, penulis membagi
pengalamannya seputar bertegur sapa. Sekaligus menyampaikan opininya yang ‘ngena’.
Betapa sekarang ini, sikap mengenal dan menyapa antar-tetangga menjadi sesuatu
yang bisa dibilang langka. Masing-masing individu sibuk dengan tujuan pribadinya,
mengabaikan keakraban, mengabaikan suasana penuh kekeluargaan.
Aku mencoba melihat diri sendiri, apa
sebenarnya yang terjadi? Apakah waktu 24 jam sudah sedemikian menciut hingga
bahkan untuk bertegur sapa saja kita sudah tak sempat? Ah, ini menjadi PR
besar, bagaimana mengatur waktu dengan baik, agar tetap menjadi individu yang
produktif, namun tidak berubah menjadi sosok yang individualis.
Menebar
Manfaat dengan Renjana
Penulis bilang, bahwa setiap orang mengalami
perjalanan yang berbeda-beda dalam menemukan renjana masing-masing. Ada yang
dalam sekejap sudah menemukannya, ada pula yang harus menempuh perjalanan
panjang dan melewati fase trial and error.
Ah tepat! Begitu pula yang aku alami, harus ‘nyasar’ dulu selama 4 tahun di
jurusan Fisika, untuk kemudian sadar bahwa passion diri sebenarnya adalah di
dunia broadcasting dan blogging.
Nah di sini, penulis mengajak membuka
perspektif baru, bahwa jika berbicara tentang passion alias renjana, bukan
hanya ajang aktualisasi diri melainkan dapat mejadi titik mula untuk memberikan
manfaat pada orang lain. Dan yang pasti, apapun yang dikerjakan dengan hati,
maka akan sampai ke hati. Jangan gengsi untuk mengakui passion diri. Apapun passion
kita, segara gali dan kembangkan. Beri kontribusi bagi sekitar, meski hanya
seujung kuku.
Jangan Hanya
Menilai dari Tampakan Luar
Nggak dipungkiri bahwa aku juga pernah
menilai seseorang dari tampakan luar. Meremehkan orang hebat hanya karena
penampilannya yang kurang ‘wah’. Atau malah menyanjung orang biasa yang
tampilannya memukau. Duh, kita kadang lupa ya, bahwa yang tampak oleh mata,
belum tentu begitu adanya. Bagus kalo merasa kesentil di bagian ini, semoga
jadi titik balik agar kita nggak gampang menilai apalagi mencemooh seseorang
dari tampakan luarnya.
Buku ini sangat inspiring. Direkomendasikan sebagai
bekal bagi anak-anak muda Indonesia yang ingin menjalani kehidupan baru di
Australia, maupun bagi para pengejar mimpi yang membutuhkan asupan semangat dan
inspirasi. Oh ya, sebagai bonus, di buku ini, penulis juga menghadirkan
foto-foto yang menggambarkan keindahan Australia yang memanjakan mata.
Selamat memetik hikmah dari kisah-kisah
sederhana namun penuh makna di Serpihan Inspirasi (Hikmah dari Negeri
Seberang).
Giveaway
Time!
Hai Ketimpukers, Ketimpuk Buku & kak
Salim Darmadi mau ngebagiin 3 (TIGA) buku Serpihan Inspirasi (Hikmah dari
Negeri Seberang) loh. Jadi di blogtour kali ini akan dipilih 3 pemenang yang
masing-masing mendapatkan 1 buku karya kak Salim ini.
Mau?
Jelas lah ya. Siapa yang nggak mau baca buku
seinspiratif ini?
Syaratnya mudah!
1. Punya alamat
kirim hadiah di Indonesia
2. Follow &
add media sosial kak Salim Darmadi dan empu Ketimpuk Buku
Twitter :
@SalimDarmadi
Instagram :
@salimdarmadi1
Blog : salimdarmadi.com
Facebook : www.facebook.com/salim.darmadi
Twitter :
@inokari_
Instagram :
@inokari_
Blog : www.ketimpukbuku.com
Facebook : www.facebook.com/inokari
Note : ini sifatnya opsional ya, Ketimpukers. Artinya boleh dilakuin,
boleh tidak. Nggak akan mempengaruhi penilaian, karena pemenang dipilih
berdasarkan jawaban. Mau follow twitter aja, boleeh. Instagram aja boleeh. Mau
temenan di facebook atau follow blog aja, juga boleh. Keberatan follow &
add? Nggak masalah. Feel free. Senyamannya aja. :D
3. Share info
giveaway ini di media sosialmu, sertakan cover buku Serpihan Inspirasi (Hikmah
dari Negeri Seberang) & hestek #KuisBuku #SerpihanInspirasi. Mention kak
@SalimDarmadi & @Inokari_. Atau mention Salim Darmadi &
Intan Novriza Kamala Sari, jika share di facebook.
4. Jawab
pertanyaan berikut di kolom komentar. Sertakan nama, akun twitter/akun
facebook, alamat email dan link share info giveaway ini
Ceritakan
secara singkat 1 (SATU) pengalaman inspiratif yang pernah kamu alami, yang
menurutmu mampu mengubahmu menjadi pribadi yang lebih baik.
5. Giveaway ini berlangsung sejak blogpost ini tayang hingga 5 Juni
2016, pukul 2400 WIB. Pengumuman pemenang paling lambat 2 hari setelah giveaway
ditutup. Pemenang akan diupdate melalui blogpost ini dan dihubungi via sosmed
dan email.
Good luck!
Update
Pemenang
Selamat
untuk
@ratnaShinju2chi
@putripramaa
@gemaulani
Note :
Pemenang akan dihubungi via twitter.
Terimakasih untuk partisipasinya. Sampai
jumpa di blogtour selanjutnya ya Ketimpukers. :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKelupaan ngasih identitas ._.
BalasHapusNama: Lisa Sentani
email: lisa.sentani15@gmail.com
twitter: @lisasent
link share: https://twitter.com/lisasent/status/737158762851504128
Mbak Intan, saya ikutan yaa —krn gagal lucky dapetin bukunya mas salim ini di blognya ka luckty— :')
Saya ingin membagi cerita —yang menginspirasi saya— bulan Ramadhan thn lalu. Tentang satu project yaitu #GTT, yaitu Gerakan Tebar Ta’jil. Ide #GTT ini muncul ketika ada keinginan yang menyambung tali silaturahim dg teman2 sy, kemudian muncul keinginan untuk tidak hanya berbagi keseruan dengan teman saja, melainkan bisa juga berbagi dengan masyarakat. Siapa tau bisa bikin Social Community.
Dananya tentu dari kantong pribadi kami, ditambah dari donatur alumni yang berbaik hati. Menjelang hari pelaksanaan kami mengalami beberapa hambatan, namun kami harus bisa tetap sabar dan istiqomah. Project ini dilakukan hny 1 hari dr yg awalnya 3 hari. Kami menebar ratusan ta’jil di jalan menjelang adzan maghrib, sasarannya para pengendara yang tidak sempat untuk menepi untuk berbuka puasa. Berbekal izin dari Bapak Polisi, kami menebar ta’jil dengan lancar dan mudah. Keseruan dan kesenangan saya lihat di wajah masing-masing teman saya. Karena ini adalah project pertama kami!
Lewat project ini saya jadi paham jalinan silahturahim itu lebih berharga, patut untuk di perjuangkan dan di jaga. Saya jg paham berapapun harta yang kita sedekahkan dengan niat tanpa pamrih, pasti akan dibalas dengan balasan yang lebih baik, seperti yang kami rasakan, menebar ta'jil dari usaha kami lalu mendapatkan balasan yang lebih dari sekedar silaturahim. senangnyaaa... “Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan”
Sekian #GTT yang menginspirasi saya, untuk selalu berbagi. Semoga kedepannya, porject ini bisa dilanjutkan kembali, aamiin
Vena Dwi Masfiyah
BalasHapus@venaquict
Venadm16@gmail.com
https://twitter.com/venaquict/status/737174278936748032
Pengalaman ini aku alami saat aku mulai memasuki masa putih abu2 yang kata orang2 adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidup seseorang. Awalnya aku merasa bahagia dengan statusku sebagai anak SMA. Namun baru saja selesai MOS sebuah masalah besar menimpaku. Menimpa keluarga kecilku yang bahagia. Seseorang yang telah kuanggap sebagai salah satu pahlawan di hidupku, tiba-tiba saja pergi. Dia yang bekerja di luar negeri, secara mendadak pulang ke rumah dengan raga tak bernyawa. Hal ini sangat mengguncangku dan keluargaku. Ayah ibuku benar2 terpukul begitu pulaa denganku. Si adik manja yang cengen dan bawel.
Kejadian ini benar2 membuat ortuku dan aku down cukup lama. Namun seiring waktu berlalu, ayah ibuki mulai membangun hidup kami lagi. Ayah ibu memutuskan untuk memberiki saudara lagi. Alhamdulillah aku mendapatkan seorang adik.
Kejadian ini pelan2 mengubah diriku, sifatku, dan perilaku ku. Aku yang dulu selalu suka merengek kini rengekanku sudah tak separah dulu. Aku juga mulai berpikir kedepan. Bagaimana supaya aku bisa menjadi kakak yang baik, peduli, dan bertanggung jawab pada ortu dan adikki. Sungguh, kakakku yang tampan itu sudah menginspirasiku.
Kepergiannya membuatku bisa berpikir lebih kritis, tidak manja, dan aku mulai belajar mandiri. Thanks my big bro. You're my hero !
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Ratnani Latifah
BalasHapusTwitter : @ratnaShinju2chi
E-mail : kazuhanael_ratna@yahoo.co.id
Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/737187804292222977
Mungkin inilah judul yang tepat untuk kisah saya .
Sekenario Allah yang Terindah
Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran. ““Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)”
Yah, itu mungkin ungkapan yang benar ketika saya menapaki hidup setelah merasa terpuruk karena kegagalan yang kemudian berbuah keberkahana. Bermula dari gagal melanjutkan kuliah dari beasiswa depag—departemen agama yang saya ikuti, hingga gagal lulus syahadah. Siapa yang tidak sedih, ketika kegagalan itu datang bertubi-tubi? Rasanya saat itu, dunia terasa runtuh. Saya merasa bodoh dan tidak berguna. Padahal para guru sudah yakin saya akan lulus. Saya mengurung diri sementara untuk menata kepingan hati yang telah koyak karena kegagalan itu. Namun, saya sadar, terus merasa terpuruk dan tidak move on hanya akan membuat saya semakain sedih. Saya pun memutuskan untuk bangkit.
Dan puji syukur saya panjatkan, ketika saya memutuskan untuk berkerja Allah memudahkan jalan untuk saya. Hingga kemudian dari berkerja itu saya bisa mewujudkan mimpi—kuliah.
Saat itu ada seorang teman saya yang mengatakan ada progam kuliah regular 2—di mana perkuliahan tidak full setiap hari. Jadi bisalah saya lakukan sambil kerja. Namun, masalah kembali datang ketika mengetahui jurusan yang dibuka itu tidak sesuai passion saya.
Saya pun sempat bimbang antara mau mengambil atau melupakan keinginan saya untuk melanjutkan kuliah. Tapi saya berpikir. Apa kamu menuntut ilmu hanya karena jurusan? Memilik bersekolah hanya karena nama universitas yang ternama? Lalu lulus dengan nilai baik dan mendapat pekerjaan yang kamu idamkan? Apakah itu cukup bagimu? Saya terus berdialog sendiri dengan hati saya.
Dalam kebimbangan itu saya teringat teringat Hadis Nabi. Bahwa apa yang akan kita capai itu sesuai dengan niatnya. Akhirnya saya mantap niat mencari ilmu mengharap rida Allah. Di mana pun dan jurusan apapun. Insya Allah semua ada jalannya masing-masing.
Dan ternyata memang benar. Banyak hal yang saya dapatkan ketika mengambil jurusan ini. Saya merasa semakin dekat dengan Allah, karena kajian ilmu yang diantarkan dalam perkuliahan. Saya jadi tertarik dengan buku keagamaan baik sejarah, tasawuf dan hadits dan tafisr Al-Quran.
Karena jurusan ini pula, mengantarkan pada saya hal yang sudah lama saya tinggalkan. Menulis. Yah, sejak lulus Madrasah Aliyah saya meninggalkan kecintaan saya pada menulis. Saya terlalu terpekur dengan kesedihan dan keputusasaan yang sempat saya miliki. Melupakan salah satu mimpi yang sangat saya sukai dulu.
Allah memang selalu memiliki rencana terindah yang tidak bisa manusia terka. Pun dengan saya. Kini saya sungguh bersyukur telah melalui semua fase itu. Jatuh bangun, hingga akhirnya mengatarkan saya di sini. Yah, walaupun mungkin jatuh bangun mungkin tetap akan saya alami dalam periode kehidupan saya nanti. Namun, saya tetap bersyukur andai dulu saya bisa lolos kuliah beasiswa depag dan lulus syahadah mungkin kisah hidup saya tidak seperti ini. Ah ..., memang rencana Allah itulah yang terindah. Allah menempatkan saya di tempat yang terbaik menurut-Nya.
Maka, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? (Ar-rahman : 13)
Di sini saya belajar untuk selalu mensyukuri apapun yang terjadi dalam fase kehidupan saya. Apa pun itu pasti ada hikmah yang bisa saya petik untuk kedepannya.
nama : Mukhammad Maimun Ridlo
BalasHapusakun twitter : @MukhammadMaimun
email : maimun_ridlo@yahoo.com
link share : https://twitter.com/MukhammadMaimun/status/737217563797557248
Waktu SD aku nakal banget. Dibilangin nggak mendengarkan, disuruh membantu orang tua tidak pernah mau.
Suatu sore, aku bermain sepakbola dengan teman-temanku. Padahal saat itu seharusnya aku ada di masjid untuk mengaji. Tapi aku memilih untuk main sepak bola bersama teman-teman. Apalagi ditambah hari hujan, wah jadi makin meriah dan menyenangkan rasanya bersepakbola di tengah guyuran hujan deras.
Sambil tertawa lepas, kami bermain dengan senangnya. Karena hujan, banyak genangan di sana sini. Nah, pada suatu kesempatan aku menginjak suatu genangan yang ternyata adalah lubang yang digunakan untuk bendera saat upacara.
Dan saat saya mengangkat kaki saya, rasanya nyeri luar biasa. Teman-temanku hanya bisa memandangi dengan perasaan cemas. Salah satu teman berinisiatif meminta tolog pada salah seorang petani yang kebetulan sedang menggarap sawah. Maka digendonglah tubuhku yang untuk ukuran anak SD termasuk jumbo dan menempuh jarak hampir satu kilometer.
Hasil dari peristiwa itu, aku tidak masuk kelas hampir selama 4 bulan karena kakiku harus digips dari ujung kaki sampai hampir ke pangkal. Walhasil aku tidak naik kelas tahun itu. Tidak bisa bermain, bahkan untuk ke belakang saja aku harus meminta bantuan orang lain. Tiap hari hanya tiduran dan merenungi kesalahan.
Setelah aku sembuh, aku seperti mendapat penerahan. Pelan-pelan aku mulai memperbaiki diri seperti mulai rajin sembahyang dan mengaji, selalu mendengarkan nasehat orang tua.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Nyi Penengah Dewanti
BalasHapusTwitt : @nyipenengah
Fb : Nyi Penengah Dewanti
Email: nyipenengahdewanti@gmail.com
Link Share: https://twitter.com/NyiPenengah/status/737469924679946240
Ceritakan secara singkat 1 (SATU) pengalaman inspiratif yang pernah kamu alami, yang menurutmu mampu mengubahmu menjadi pribadi yang lebih baik.
Waktu itu saya mewakili adik untuk mengurus surat ijin orangtua ke kantor kelurahan. Pagi sekali saya datang dan pak Lurah tersebut sudah berada di sana, sendirian. Saya menyapa beliau dan sepertinya penglihatan beliau agak kabur, benar saja waktu saya meminta beliau untuk menandatangani saya disuruh untuk membantunya meletakkan pena beliau. Bahkan stempel pun saya melakukannya sendiri. Setelah selesai meminta tanda tangan dan cap stempel, entah rasa haru yang menyeruak karena melihat beliau yang sudah sepuh tapi tetep bertanggungjawab melaksanakan amanahnya sekaligus kesehatan beliau yang lumayan buat saya khawatir. Sudah banyak klinik, rumah sakit, ahli herbal dan lain-lain untuk menyembuhkan penyakit beliau yang kata dokter itu bahwa mata beliau tidak ada masalah. Dan ada beberapa orang pintar juga kyai yang bisa melihat bahwa ada sejenis mahkluk dari dunia lain yang ternyata membuat beliau memiliki pandangan kabur dan sakit-sakitan. Beliau juga sempat menceritakan mati surinya yang melihat jalan di neraka. Banyak wanita memiliki bibir dower karena banyak bergosip, orang yang menggunakan yang bukan haknya an orang yang sholat namun melakukan sholatnya dengan tidak semestinya. Dari cerita itu saya mulai beristiqomah untuk bisa menjauhi apa yang kisah itu sampaikan. Semoga kita semua jauh dari hal-hal yang membawa kita berbuat buruk. Aamiin.
nama : Eny
BalasHapustwitter : @enii_xx
email : enytok03@gmail.com
link : https://mobile.twitter.com/enii_xx/status/737449980747612160?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3912078142
Waktu kelas 3 SMK aku menderita penyakit komplikasi hingga 3 bulan lamanya aku gak berangkat sekolah sedangkan ujian nasional sudah mulai mendekat tapi aku belum sembuh juga masih panjang menunggu jadwal operasi dan aku harus menginap diRumah sakit. Pernah hampir putus asa aku menyuruh ibu agar aku ingin keluar sekolah saja, iya memang tidak mudah menjadi anak SMK jika kita gak berangkat pratikum praktek kejuruan pasti kita kocar-kacir mengejar ketertinggalan.
Namun ada banyak inspirasi yang aku dapet di Rumah sakit, mungkin selama ini aku kurang bersyukur dengan kehidupanku selama ini, dilorong rumah sakit ini ada yang lebih berat sakitnya dibanding aku tapi mereka gak pernah ngeluh seperti aku. Ini sebuah kebetulan atau tidak orangtua ibu dan suaminya menghampiriku ,beliau bercerita bahwa anaknya dlu juga sakit ketika kelas 3 SMA tapi anaknya tetap semangat dan tidak pernah putus asa melawan penyakitnya hingga anaknya lulus meski dalam keadaan sakit.
Semenjak kejadian itu aku mulai berfikir positif tentang hidup, ketikaaku mulai ingin mengeluh aku selalu membaca dzikir agar hatiku tenang. Aku selalu ingat pesan ceramah ustad kalau kita baik pasti ada orang baik yang akan menolong kita,semenjak itu aku suka menolong orang-orang yang kutemui, ketika ada pasien yang murung aku mencoba menghiburnya, ketika ada pasien ingin bercerita padaku aku akan mendengarkannya dengan baikdsb. Semenjak itu Rumah sakit seperti rumah ke -2 bagiku.
Dalam ketidakpastian jadwal operasiakhirnya ada dokter baik agar operasiku dijadwalkan secepatnya, karena kurang biaya membeli darah dan cek tumor ayahku cari hutang kemana-mana tapi hal baik tiba ayahdipinjami temannya dan suruh tdk ganti.
akhirnya aku sembuh dan lulus sekolah :)
Semenjak itu aku menjadi pribadi yg berfikiran positif.So keep berfikir positif jangan jadi orang yang suka mengeluh, lihat lah ketika kita berfikir positif dalam hdup kita !! hal-hal positif juga akan menghampiri kita. menyembabkan hidup kita semakin berat.
Putri Prama Ananta
BalasHapus@putripramaa
anantaprama@yahoo.co.id
https://twitter.com/PutriPramaa/status/737527115231334405
Aku pernah mendapatkan beasiswa untuk bersekolah gratis di SMPku dulu selama dua tahun. Beasiswa itu aku dapatkan berkat memenangkan urutan kedua Lomba MIPA se-kota/kab Probolinggo. Memang saat SD aku belajar sangat keras. Ketika tas teman-temanku hanya berisi 5 buku, tasku bisa terisi 8-10 buku. Ketika teman-teman malas ke Taman Baca saat SD, aku memberanikan diri menjadi anggota Manca dan rajin meminjam buku. Mungkin seperti itulah balasan Tuhan padaku. Saat itu SMPku itu merupakan salah satu dari dua sekolah di kotaku yang berstatus RSBI. Karena predikat tersebut, di SMP aku bisa dengan mudahnya masuk kelas olimpiade. Di sana kemampuanku berkembang, aku setidaknya mau belajar lebih, bahkan sempat dipercaya sekolahku untuk mewakili sekolah dalam event NSO se-Indonesia, tetapi sebelum NSO dimulai RSBI keburu dihapuskan sehingga aku nggak jadi ikutan NSO.
Mungkin pengalaman tersebut hanya menginspirasi bagiku. Dari pengalaman itu aku belajar bahwa apabila kita berusaha keras, Tuhan akan mempermudah jalan kita.
Pengalaman beasiswa itu entah kenapa membuatku takut, resah, dan semangat dalam satu waktu hingga kini. Aku merasa beasiswa yg kudapat saat itu cuma keberuntungan belaka, aku merasa aku menjadi lebih bodoh sekarang karena tidak mendapatkan beasiswa, bahkan pada saat tes masuk SMA aku berada di posisi 40. Mungkin aku kurang berusaha, ya? Mungkin Tuhan sudah tidak memercayai aku mendapat posisi yang tinggi lagi. Aku merasa down dengan ini.
Akan tetapi, berkat pengalaman itu sekarang aku mengasah diriku lagi dan lagi. Aku ingin menjadi lebih baik lagi. Aku harus belajar lebih keras lagi kalau aku ingin Tuhan memberikan kemudahan lagi untuk masa depanku. Akhir-akhir ini, aku sering cari info universitas, beasiswa, dan sejenisnya dan aku sering sekali menggerutu miris. Oke, aku nggak boleh pesimis dan menggerutu terus menerus. Pengalaman di masa lalu itu menggertakku untuk ingat mimpiku (masuk PTN yang kuinginkan hingga merasakan mencari ilmu di negeri orang). Aku berdoa dan bersemangat terus menerus supaya Tuhan mengabulkan mimpiku ini. Tapi PRku bukan cuma semangat dan berdoa saja, aku harus semangat belajar, memperbaiki nilai, meningkatkan nilai TOEFL, dan lain-lain. Aku harus menjadi lebih baik lagi. AKU HARUS MENJADI LEBIH BAIK LAGI!
Yohana/ @MrsSiallagan/yohanasiallagan23@gmail.com https://twitter.com/MrsSiallagan/status/737638699073048577
BalasHapusbanyak hal yang menginspirasi dalam hidup saya sehingga selalu termotivasi dan positif thingking dalam hidup ini, saya selalu ingat kalau ibu saya cerita, kalau dulu ketika beliau bersekolah, masih zamannya susah, apa-apa belum ada, mereka berjalan kaki setiap hari 5 km ke sekolah, ke sekolah gk pake sepatu, nggak ada uang jaja, tas terbuat dari plastik tapi lihat sekarang , beliau bisa menjadi Guru sama dengan cita-citanya, mengabdikan ilmu kepada murid bangsa, saya suka nggak percaya kalau sudah cerita., separah itu? tapi dari cerita-cerita beliau saya sangat termotivasi untuk selalu belajar dan rajin membaca, saya juga ingin seperti beliau yang ingin menjadi guru bahasa inggris, guru yang mendidik anak-anak menjadi cerdas, sehingga mereka tumbuh menjadi manusia-manusia yang diharapkan TYME .
Nama : Aini Eka
BalasHapusTwitter : @ainekayul
Email : ainieka85@gmail.com
Link share : https://mobile.twitter.com/ainekayul/status/737983491514589185?p=v
Ketika ditanya orang, "Mau suami yang seperti apa?"
Saya pasti jawab, "Yang tinggi, ganteng, brewok, bule, dan mapan."
Terus kemaren ada temen, namanya Azima Al-usmaniy, pas ditanya, "Mau suami yang seperti apa?"
Si ukhti jawab, "Mau suami hafidz Qur'an."
Seketika itu juga saya merasa tertampar tangan tak kasat mata. Oh my, seumur hidup belum pernah terlintas pikiran saya dinikahi seorang hafidz Al-Qur'an. Terus tiba-tiba denger Azima ngomong gitu. Langsung mikir, selama hidup ini apa yang ada di kepala saya sampe nda pernah nyebutkan calon suami idaman itu harus seiman dan sholeh.
Di situ saya langsung ngubah pandangan tentang tipe calon suami idaman. Bukan tinggi, bule, brewok, ganteng, dan mapan lagi, tapi calon suami idaman yang seiman dan sholeh.
Terus pas sampe rumah langsung ngaca di cermin gede kamar belakang, cara berpakaian masih nggak bener. Masih pamer kaki(pake celana), kaus kaki nanggung yang nggak nutup pergelangan kaki, jilbab pendek yang kalo kesingkap kadang benjolan susu masih kentara, dan pokoknya bukan baju syar'i lah.
Nah, di situ mikir lagi, kalo saya mau suami yang baik iman dan agamanya, berarti saya harus memperbaiki diri dulu, memantaskan diri agar bisa jadi istri yang baik kelak. Nggak mungkin juga cowok baik-baik dan sholeh mau nikahin cewek slengekan yang susunya kadang masih benjol kelihatan.
Alon-alon sing penting kelakon. Dimulai dari hal sederhana dulu, pake kaus kaki panjang dan ganti cara melipat jilbab agar dada tertutup.
Dari situlah rasanya seluruh pandangan hidup saya berubah. Tidak lagi hedonis dan tidak lagi sepaham dengan pemikiran Barat.
Nama: Diah P
BalasHapusEmail: shedetective.coolkid@gmail.com
Twitter: @She_Spica
Link share: https://twitter.com/She_Spica/status/738029969352183808
Pengalaman paling inspiratif buat aku adalah ketika di akhir kelas 3 madrasah aliyah. Aku sudah kehilangan ayah sejak umur 6 tahun dan setelah itu ibu seorang yg berusaha mencari nafkah untuk hidup. Ketakutan terbesarku adalah tidak bisa melanjutkan sekolah, dmna ketakutan itu selalu terulang di akhir kelas 6 SD dan 3 SMP. namun berkat kegigihan ibu, akhirnya aku bisa melanjutkan sekolah sampai MA, dan aku merasa itu sudah sangat cukup, mengingat aku sudah tidak punya ayah.
Namun ternyata sebuah pengalaman satu jam kurang lebih mengobrol dgn seorang guruku di MA, yaitu Bu Intan, telah membuka pemikiranku lebih luas. Beliau bercerita dan memberiku nasehat2 indah betapa hidupku akan lebih baik lagi jika berusaha untuk kuliah. Kata beliau, kuliah mungkin tidak menjamin untuk sukses, namun kuliah bisa jadi salah satu pintu menuju gerbang tersebut. Aku yg tadinya merasa pesimis tidak akan melanjutan kuliah seperti teman2 karena ketiadaan biaya, berkat petuah dan semangat yg dikobarkan Bu Intan, akhirnya nekat mendaftarkan diri ke sebuah perguruan tinggi negeri. Sudah tentu banyak halangan dan rintangan yg kualami terutama di dalm keluarga sendri yg selalu memintaku untuk brkaca bahwa aku hanya pnya seorang ibu yg sudh tidk sanggup lg membiayai pendidikanku.
Namun berkat tekad kuatku akibat pengaruh pengalaman inspiratifku bersama Bu Intan, aku brhasil meyakinkan ibu bhwa aku sanggup kuliah dgn biaya murah, dan mengmbil beasiswa. Hingga nyatanya biaya kuliah yg kuambil pun tidak lebih besar dari biayaku masuk MA.
Aku akhirnya bisa menyicip bangku kuliah, dan alhamdulillah skrng sudah brhasil menyandang strata 1 tanpa memberatkan ibuku.
Sekian pengalaman inspiratif yg kualami, yg amat brpengaruh bgi kehidupanku kini. Terima kasih.
Nama: Diah P
BalasHapusEmail: shedetective.coolkid@gmail.com
Twitter: @She_Spica
Link share: https://twitter.com/She_Spica/status/738029969352183808
Pengalaman paling inspiratif buat aku adalah ketika di akhir kelas 3 madrasah aliyah. Aku sudah kehilangan ayah sejak umur 6 tahun dan setelah itu ibu seorang yg berusaha mencari nafkah untuk hidup. Ketakutan terbesarku adalah tidak bisa melanjutkan sekolah, dmna ketakutan itu selalu terulang di akhir kelas 6 SD dan 3 SMP. namun berkat kegigihan ibu, akhirnya aku bisa melanjutkan sekolah sampai MA, dan aku merasa itu sudah sangat cukup, mengingat aku sudah tidak punya ayah.
Namun ternyata sebuah pengalaman satu jam kurang lebih mengobrol dgn seorang guruku di MA, yaitu Bu Intan, telah membuka pemikiranku lebih luas. Beliau bercerita dan memberiku nasehat2 indah betapa hidupku akan lebih baik lagi jika berusaha untuk kuliah. Kata beliau, kuliah mungkin tidak menjamin untuk sukses, namun kuliah bisa jadi salah satu pintu menuju gerbang tersebut. Aku yg tadinya merasa pesimis tidak akan melanjutan kuliah seperti teman2 karena ketiadaan biaya, berkat petuah dan semangat yg dikobarkan Bu Intan, akhirnya nekat mendaftarkan diri ke sebuah perguruan tinggi negeri. Sudah tentu banyak halangan dan rintangan yg kualami terutama di dalm keluarga sendri yg selalu memintaku untuk brkaca bahwa aku hanya pnya seorang ibu yg sudh tidk sanggup lg membiayai pendidikanku.
Namun berkat tekad kuatku akibat pengaruh pengalaman inspiratifku bersama Bu Intan, aku brhasil meyakinkan ibu bhwa aku sanggup kuliah dgn biaya murah, dan mengmbil beasiswa. Hingga nyatanya biaya kuliah yg kuambil pun tidak lebih besar dari biayaku masuk MA.
Aku akhirnya bisa menyicip bangku kuliah, dan alhamdulillah skrng sudah brhasil menyandang strata 1 tanpa memberatkan ibuku.
Sekian pengalaman inspiratif yg kualami, yg amat brpengaruh bgi kehidupanku kini. Terima kasih.
Nama : Rachmah Wahyu
BalasHapustwitter : @rahmah_wahyu
email : @rahmahwahyu27@gmail.com
link share : https://twitter.com/rachmah_wahyu/status/738593423158968320
Sebenarnya saya tidak tahu apa kisah ini bisa disebut kisah inspiratif namun kisah ini memang mengubah seluruh hidup saya. Saat saya kelas 1 SMA, Bapak saya kabur dari rumah. Meninggalkan kami dan menghilang entah ke mana. Ibu saya memutuskan tidak berniat mencarinya karena beliau lebih mementingkan mengasuh anaknya ketimbang mencari suaminya. Saat itu hati saya hancur. Saya sangat manja dan selalu minta tolong Bapak untuk hal-hal kecil, tapi kini saya sadar Bapak sudah tidak ada. Saya harus menjadi anak yang mandiri dan tidak mengecewakan apalagi menyusahkan ibu saya.
Kepergian Bapak juga membuat keluarga kami menjadi semakin solid dan saling bantu membantu dala segala masalah. Sekarang saya telah bertemu kembali dengan Bapak, namun beliau rupanya telah menikah dengan wanita lain. Awalnya saya sempat mendendam, namun setelah saya pikir mungkin ini jalan yang terbaik bagi keluarga kami. Kini hubungan saya dan Bapak dalam keadaan baik.
mariyam
BalasHapus@mariyam_elf
mariyam.riya96@gmail.com
https://twitter.com/mariyam_elf/status/738660211662061569
kisah ini hampir 5th lalu, saat aku kehilangan seorang ayah. aku menyesal karena sebelum kepergiannya aku tdk bisa menuruti permintaannya, pdhal beliau hanya memintaku untuk menemaninya di rumah sakit hanya untuk sehari aja. tp aku mlah bilang minggu depan aja. dan siapa sangka kalau minggu depan itu tidak pernah ada karena 3 hari setelah permintaan itu beliau telah pergi selamanya.
kejadian itu membuatku terpuruk smpai hampir 1 bln. tp setelah itu aku sadar, mau gmnapun itu udh takdir. gak ada yg bisa menghindar dari takdir. aku mencoba menata kembali kehidupanku, berusaha untuk tdk menyesal karena penyesalan tak ada gunanya.
dan smenjak itu smpai sekarang yg aku lakukan adalah selalu mendoakan beliau, setelah sholat tak pernah aku tak mengirim do'a. saat teringat, aku akan menangis sebentar, hanya sebentar dan setelah itu doaku yg slalu aku berikan.
tinggal bbrpa hari lgi udh puasa, dan tahun ini tahun ke 5 lebaran tanpa sosok ayah yang aku sayangi..
Nama : Nurhidayanti
BalasHapusAkun twitter : @CallMe_Yanti
Alamat email : yantinurhida99@gmail.com
Link share : https://mobile.twitter.com/CallMe_Yanti/status/738638180904112129?p=v
Ceritakan secara singkat 1 (SATU) pengalaman inspiratif yang pernah kamu alami, yang menurutmu mampu mengubahmu menjadi pribadi yang lebih baik!
Tahun 2009 adalah tahun dimana saya gagal dalam Ujian Nasional dan harus menerima kenyataan untuk ikut Ujian kesetaraan Paket C, saya merasa sangat gagal sebagai seorang anak pada waktu itu karena telah menghancurkan kepercayaan orang tua kepada saya. Tapi saya tidak menyerah, saya terus berjuang, saya tidak langsung kuliah namun bekerja di sebuah instansi dengan gaji yang sangat minim. Saya hanya ingin belajar mandiri dan membantu perekonomian keluarga. Setahun setelah bekerja saya memutuskan untuk kuliah, mengambil jurusan Ekonomi, dan sama sekali di luar dari pendidikan yang saya ambil di SMA karena saya di SMA mengambil jurusan IPA. Mungkin ada berkah dan hikmahnya juga karena saya jadi belajar banyak tentang Ekonomi, khususnya Akuntansi dari yang awalnya saya tidak tahu sama sekali dan menjadi tahu. Saat saya kuliah, saya mati-matian ingin menjadi yang terbaik di kelas dan ingin menunjukkan pada orang-orang yang merendahkan saya karena saya hanya Lulusan Paket C bahwa saya juga bisa berhasil meraih apa yang menjadi cita-cita saya, akhirnya tahun 2014 lalu saya menyelesaikan kuliah saya dan mendapatkan gelar Sarjana. Saya sangat bahagia dan lebih bahagia lagi dapat melihat senyum bangga orang tua saya, meskipun IP saya bukan 3 IP teratas, tapi saya sangat bangga sudah berhasil menyelesaikan satu fase dalam hidup saya. Bagi saya, kegagalan bukanlah sesuatu yang harus diratapi terus, karena itu hanya akan menghambat kita menjadi lebih maju dan lebih baik. Ya, pribadi yang lebih baik ditempa oleh banyak sekali ujian dan kesulitan, saya rasa siapapun di dunia ini pasti pernah mengalami banyak sekali rintangan dalam hidupnya, pada saat yang sama Tuhan sedang menempa kita untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih baik.
Dika | @ParamudikaH | paramudika@gmail.com
BalasHapushttps://twitter.com/ParamudikaH/status/737126317687083008
Ini salah satu kisah yang saya alami baru-baru ini.
Suatu pagi salah seorang teman datang ke saya dan berniat meminjam tas yang baru saya beli, dan itu tas yang paling saya suka, makenya aja kalo ada event-event tertentu. Tanpa banyak tanya saya tolak permintaannya sembari mengatakan itu tas yang amat saya sayang. Setiba di kantor nggk tau kenapa saya kepikiran teman saya yang semalam, langsung saya searching tentang kisah itsar (mendahulukan kepentingan orang lain) Rasulullah dan para sahabat. Saya baca beberapanya, dan itu cukup untuk menyadarkan diri ini. Kenapa saya bisa sepelit itu?
Sebutlah kisah tentang tiga sahabat yang terluka pada perang Yarmuk, Suhail bin Amr, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Al Harits bin Hisyam. Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum, sedang mereka dalam keadaan kritis, dia berkata “berikan dahulu kepada si fulan”. Begitu seterusnya hingga ketiganya syahid dalam keadaan belum sempat meminum seteguk air.
Seketika saya dibuat terhenyak, sangat jauh diri ini dari sifat itsar .
Alhamdulillah Allah sadarkan saya dengan peristiwa itu. Setelah hitungan tahun beraktivitas dengan beragam tipe manusia, sepatutnya kita menjadi manusia yang semakin membaik. Belajar dari hari ke hari, menjadikan tiap kesalahan kemaren menjadi kebaikan yang bisa di tebar esok hari. Hingga yang tersisa, seutuhnya kita adalah pribadi hebat yang kerap menebar manfaat. Aamiin, Insya Allah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama: Aulia
BalasHapustwitter: @nunaalia
email: auliyati.online@gmail.com
link share: https://twitter.com/nunaalia/status/738989319549943809
Ceritakan secara singkat 1 (SATU) pengalaman inspiratif yang pernah kamu alami, yang menurutmu mampu mengubahmu menjadi pribadi yang lebih baik.
Kejadiannya sudah lama sekali, saat itu pas bulan Ramadhan. Di komplek perumahan diadain pesantren kilat di masjid. Aku dan teman-teman komplek ikutan untuk mengisi kegiatan Ramadhan.
Saat itu pak ustadz yg memberi materi membahas tentang islam secara kaffah. Beliau membacakan suatu ayat Al-Qur'an yg mengatakan kalau setiap muslim harus masuk islam secara kaffah, artinya secara menyeluruh mulai dari cara berpakaian, beribadah, hingga tingkah laku. Aku yg saat itu sehari-harinya belum memakai kerudung (walau saat pesantren kilat itu aku tentu saja pakai kerudung) merasa ditegur, seakan-akan ayat Al-Qur'an itu langsung ditunjukkan padaku!
Sejak saat itu aku terus merenung dan berpikir tentang niat untuk berhijab. Dan akhirnya setelah memantapkan hati dan niat yg kuat alhamdulillah aku memutuskan untuk berhijab hingga sekarang. Semoga akan selalu istiqomah dan dapat memperbaiki diri lebih baik lagi setiap harinya. Amin...
Nama : Prisilia Irene
BalasHapusTwitter: @prisiliairene
Email : ciciprisil@gmail.com
Link share : https://twitter.com/PrisiliaIrene/status/739041554040422400
Jawaban:
Saat itu saya sedang pergi kerumah saudara saya di Jakarta. Pertama saya membayangkan rumah tersebut adalah rumah mewah,karena berhubung dia adalah saudara jauh saya dan saya tdk pernah berkunjung kermhnya,jadi saya tdk tau rumahnya dia seperti apa. Sesampainya disana saya langsung bingung, kenapa kami berhenti dirumah yang tidak terlalu besar dan terletak ditempat yg kumuh. Lalu saya masuk bersama keluarga saya dan saya langsung kebingungan sesampainya disana. Lalu ibu dan ayah saya ngobrol dengan saudara saya itu. Saya pun ikut adik saya bermain bersama saudara saya itu, lalu saya melihat sekeliling rumahnya. Kecil,tidak memakai ubin melainkan seperti aspal atau semacamnya, dan hanya memiliki 2 kamar yg ukurannya agak kecil. Lalu saya bertanya kepada saudara jauh saya, apakah ini benar rumahnya? Lalu dia menjawab ya itu rumahnya, lalu dia bilang "walaupun rumah kami kecil,tapi kami bahagia" dari situ saya merasa sedih dengan hidup saya yang serba kemewahan ini. Saya belajar bahwa kehidupan tidak selamanya indah. Kadang dibawah dan kadang diatas, maka selagi masih diberikan kesempatan untuk merasakan kenikmatan, janganlah menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Lalu setelah itu kami bermain dan makan dirumah mereka, lalu pamit untuk pulang
Itu saja jawaban saya:) terimakasih.
Nama : Asep Nanang
BalasHapusTwitter: @asepnanang59
Email : asepnanang59@gmail.com
Link share :https://twitter.com/asepnanang59/status/739200148195008512
Jawaban:
Sewaktu saya masih duduk di bangku SD saya adalah anak yang manja, tidak bisa apa-apa, dan seringkali menyusahkan nenek karena saya sering sakit. Dalam satu bulan saya bisa dua kali saya sakit. Ketika saya masuk SMP saya membuat suatu keputusan besar, yakni tinggal bersama ayah dan ibu tiri (orang tua saya bercerai). Keputusan yang berat semasa SMP, mengingat citra ibu tiri yang dikenal galak dan jahat banget (korban sinetron). Saya rasa ini adalah keputusan yang paling tepat dalam hidup saya. Ibu tiri saya memang lumayan galak sih (he) tapi karena itu saya bisa masak sendiri, nyuci baju sendiri dan suka bantuin beres-beres rumah juga. Intinya saya jadi lebih mandiri deh. Semula sih saya gak betah tinggal bareng ibu tiri, tapi segalaknya beliau, beliau gak pernah mukul saya dan masih ngasih makan 3 kali sehari kok. Semua memang tergantung persepsi, saya rasa ibu tiri yang agak galak itu yang membuat saya bisa mandiri dan tidak kesulitan ketika kost untuk kuliah di luar daerah.
Semoga sukses untuk semuanya.
Nama : Pida Alandrian
BalasHapusTwitter : @PidaAlandrian92
Email : shafrida.alandrian@gmail.com
Link Share : https://twitter.com/PidaAlandrian92/status/739372044853215232
Jawaban :
Pengalaman inspiratif yang aku alami selama hidup ada beberapa kejadian. Tapi yang paling berkesan dan sangat menginspirasi dalam hidupku adalah waku pemilihan jurusan kuliah. dulu aku penginnya masuk jurusan Ekonomi, tapi ibuku ngotot aku harus masuk jurusan yg pendidikan.
Awalnya aku pikir, aku akan tetap mengambil jurursan ekonomi aja, toh ibuku juga nggak bakalan tau. Tapi perasaanku nggak tenang, walau gimanapun restu dan izin orang tua itu suatu awal untuk jalan kita ke depannya –awal keberkahan. Akhirnya setelah menimbang keputusan, aku memilih jurusan pendidikan ekonomi. Di mana di jurusan ini aku bisa mendapatkan jurusan yg aku inginkan yaitu ekonomi, walaupun nggak khusus ekonomi tapi ada pembelajaran ttg ekonomi. Nah untuk keinginan ibuku aku tetap mengiyakan pilihannya yaitu di jurusan pendidikan, yaitu pendidikan ekonomi yg aku pilih. Dan aku tidak mengecewakan keinginan ibuku terhadap diriku (suatu hal yg sangat aku syukuri sampai sekarang -Alhamdulillah).
Dari keputusan dulu yg aku pilih, sekarang aku dapat membuktikan satu hal. kesabaran dan ketabahan dalam menajalankan sesuatu itu awal yg sangat penting untuk masa depan kita sendiri. Dan sejak saat itu, saat2 aku ingin mengambil keputusan aku memikirkan semua hal tanpa harus ada pihak yg aku kecewakan kelak, walaupun itu keinginanku sendiri. Karena bagiku, apapun keinginan ku kalau orang2 di sekelilingku tidak menyukainya rasanya tidak menyenangkan. Dan oleh sebab itu usahakan untuk memilih keputusan yang tida ada pihak yg di kecewakan. I(itu yg dapat aku pelajari dari pengalaman inspiratif ku ini).
Dan apapun permintaan dan keinginan orang tua kita harus/setidaknya mengabulkan keinginan mereka (tapi harus sebanding juga dengan keinginan kita, jgn terlalu di paksakan) dan Alhamdulillah selama perkuliahan materi2 yg aku terima tidak terlalu buruk juga. Setidaknya aku menjalani masa belajar ku dikuliah karena keinginan ku juga keinginan ibuku. :D
Sekian..
Salam Pida Alandrian
Nama : Gilang Maulani
BalasHapusTwitter : @gemaulani
Email : gilangmaulani08@gmail.com
Link share : https://twitter.com/gemaulani/status/739402873776132097
Jawaban : Dua bulan lalu, saat perjalanan pulang menggunakan bus dari Karawang menuju Nagreg, kebetulan aku duduk di sebelah mas-mas. Seperti biasa aku cuek aja kalau duduk sebelahan sama orang yang tidak dikenal. Saat aku berniat mendengarkan lagu-lagu menggunakan headset, mas-masnya tiba-tiba bilang : "Neng, tahu tidak, kalau saya akan duduk bersebelahan dengan Neng hari ini?" otomatis aku mematikan kembali mp3 dan melepas headset. Menatapnya penuh curiga dengan kening berkerut kemudian menggeleng pelan. Dalam hati : "Apaan sih ni orang?" Kemudian masnya menambahkan "karena pertemuan kita hari ini sudah dituliskan oleh Allah."
Oke masuk akal. Kemudian masnya nanya aku ini dari mana.Aku bilang habis wawancara kerja. Kemudian kami terlibat obrolan tentang Allah, rezeki, masalah, dan Al-Qur'an. Sampai memperlihatkan artikel-artikel, mp3 dan video yang ada sangkut pautnya dengan itu semua. Aku bahkan cuma bisa menelan ludah saat masnya bertanya "Eneng sering baca Al-Qur'an?" Malu banget pas mau jawab aku udah lama nggak nyentuh Al-Qur'an. Tiap malam jumat baca surat Yasin itupun bukan dari Al-Qur'annya langsung. Terus masnya menyaran untuk setidaknya membaca satu ayat setiap harinya. "Neng sadar tidak, kalau selama ini kita mati-matian mencari pekerjaan kesana-kemari, kemudian berdoa tapi tak kunjung mendapatkannya itu karena belum tiba waktunya. Tapi di sisi lain Allah sedang mempersiapkan hal lain, mengabulkan permintaan yang lain. Itu jelas membuka pikiranku, yang terkadang merasa hidup ini kurang adil. Padahal ada hal-hal lain yang sudah dikabulkan. Dan jika tidak dikabulkan di dunia, bisa jadi akan dikabulkan kelak di akhirat. Sebagian besar orang juga berpikiran saat merasa jenuh dan stress mereka butuh rekreasi, ke pantai, dan lain-lain. Padahal cukup dengan bercerita kepada-Nya. Insyaallah hati akan tenang. Sejak turun dari bus, kemudian tiba di rumah, aku mulai bertekad untuk benar-benar memperbaiki diri dan mulai membaca Al-Qur'an kembali. Menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Nggak mau ngeluh terus dan merasa hidup ini nggak adil. Berusaha untuk selalu berpikir positif. Yang penting aku sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk hal-hal yang aku inginkan. Yang pasti pertemuan hari itu telah menyadarkan aku bahwa selama ini aku kurang taat, aku lalai beribadah, kurang bersyukur.
Aku nggak tau deh ini jawabanku nyambung atau nggak Intan hehe. Maaf ya malah numpang tjurhat
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama: Irawati Ramadhani
BalasHapustwitter :: @aq_irra
email : aqira93@gmail
https://twitter.com/Aq_irra/status/739455767476981760
hal inspiratif yg membawa perubahan positif bagi saya adalah saat saya menyukai lelaki secara diam diam. Karena saya g berani mengungkapkan perasaan saya, saya ungkapkan perasaan saya pada Allah.Kata teman saya, kalau ingin mendekati seseorang dekatin dullu penciptaNya, maka saya praktekkan itu. Dan itu berlanjut bahkan saat saya sudah tak menyukai dia. Ada hal aneh saat saya memutuskan mnyukai dia. berbeda dengan perasaan saya pa kebanyakan lelaki yang saya sukai sebelumnya.
setelah doa doa panjang, ada satu hal yang membuat saya berubah.Bahwa seharusnya kekasih kita itu ya Allah. Dialah tempat kita mencurahkan perasaan kia, tempat kita mengaduh, selalu kita rindukan dan segera ingin shalat agar bisa berdoa padaNya.
saya senang, secara tak langsung lelaki itu mengubahku menjadi pribadi yg lain. Walaupun begitu, aku hanya manusia yang masih sangat kurang ibadahnya dan belum sempurna ibadahnya. Tapi aku bersyukur pernah mengenal lelaki sholeh itu....
Nola Amalia
BalasHapusTwitter: @Nolaamaliaa
Fb: Nola Amaliaa
Email: Nolaamalia20@gmail.com
Link share: https://twitter.com/Nolaamaliaa/status/739459911885553666/photo/1
Ketika ditanya tentang pengalaman inspiratif, hal pertama yang terlintas di benakku ialah satu hal, terjadi beberapa tahun yang lalu dan dampaknya masih sampai hingga sekarang.
Dulu, ketika masih duduk di bangku SMP, aku dikursuskan di suatu tempat dimana sahabat-sahabatku juga ambil kursus yang sama disana. Takdir juga berpihak pada kami, sehingga kami ber-empat selalu berada di dalam satu kelas yang sama. Karena itu, kami jadi makin akrab, selalu duduk berdekatan, minggat kursus janjian, juga hal lain yang selalu kami lakukan bersamaan.
Kembali lagi di tempat kursus. Disana, saat pelajaran dimulai, kadang-kadang kami tidak memperhatikan guru kami yang sedang mengajar, parahnya lagi, walau sudah ditegur selama berkali-kali, kami tetap tak jarang bermain ponsel, walau jaim-jaiman. Pokoknya, guru kami pasti bukan main letihnya saat dia sedang menjelaskan, tak ada satupun yang memperhatikan. Ada, ada yang matanya lihat kedepan, walau pikirannya melayang-layang. Ya, initinya, semua dari kami nggak pernah serius saat belajar. Tapi, kami-terutama aku, nggak terlalu peduli sama ceramah guru kami itu. Yang aku pikirkan saat itu, aku dan sahabat-sahabatku bisa happy-happyan. Gitu aja.
Beberapa tahun kemudian, setelah lulus di akhir kelas (masih di tempat kursus), aku ikut tes kandidat guru, yang mana bila aku lulus dan ngelewatin masa training 6 bulan, kami-para kandidat akan bener-bener jadi guru di tempat kursusku tadi. Akhirnya, dari sekian ratus pendaftar (yang masih siswa kursusan tempatku tadi), aku terpilih sebagai salah satu dari 15 kandidat yang lain.
Hingga sekarang, aku sudah jadi guru di tempat kursus yang dulu aku jadi murid disini. Ternyata, ada banyak hal yang memberikan aku pelajaran. Jadi guru itu nggak mudah. Terkadang, saat aku lihat muridku nggak merhatiin, atau main ponsel saat aku sedang menjelaskan, disitu aku seakan liat cerminan diriku di masa lalu. Aku baru sadar, bahwa tindakan seperti itu benar-benar kelewatan. Aku juga sudah bisa merasakan gimana sakitnya guruku buat ngadepin aku yang dulu, sama kayak aku ngadepin muridku yang sekarang. Dari sana, aku belajar banyak. Aku belajar tentang karma, dimana semua hal yang sudah kita lakukan, akan terbalas di masa depan. Aku juga belajar bahwa untuk dihargai, kita patut menghargai dahulu. Serta, aku juga belajar bahwa masa lalu bukan untuk dilupakan, melainkan untuk diintrospeksi, juga untuk dipahami agar kejadian itu tak terulang lagi.