Keterangan buku :
Penulis : Titi Sanaria
Ilustrator : Orkha Creative
Editor : Rosi L. Simamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Amore
Tahun terbit : 2016
ISBN : 978-602-03-2956-7
Tebal : 336 hlm; 20 cm
Harga : Rp 58.400,-
(Seluruh royalti buku ini akan disumbangkan
ke Rumah Baca Rebung Cendani)
Blurb :
Bram
meninggalkanku saat upacara pernikahan kami sudah di depan mata. Begitu saja.
Tanpa alasan jelas. Dan kuhabiskan ratusan hari hanya untuk berusaha melupakan
laki-laki itu. Untunglah kesibukan sebagai dokter residen membantuku melangkah
ke depan, apalagi kemudian aku bertemu Pram, pria yang membuatku tertarik. Aku
berpikir, inilah saatnya aku melanjutkan hidup.
Namun
Bram tahu-tahu kembali, justru ketika aku mulai mengisi hari-hariku dengan
Pram. Hatiku bimbang. Yang menyesakkan, di tengah kegalauan itu, sekali lagi
aku ditinggalkan. Bukan hanya oleh Bram... atau Pram. Melainkan oleh keduanya.
Sungguh,
sesulit itukah mendapatkan cinta sejati?
Sekilas tentang
Dongeng Tentang Waktu
Aku di sini, di tempat kita selalu
memandang laut bersama. Apakah kamu masih mengingatku? Karena aku sekarang
teringat padamu. Merindumu meski tidak ingin. Tahu harus melepasmu tapi tak
pernah cukup memiliki kerelaan. Aku di sini. Seperti pecundang yang menyeret
kotak kenangannya ke mana-mana karena tak mampu membuangnya. Berusaha terlihat
setegar karang tapi hatiku keropos di dalam. (Dongeng Tentang Waktu – Titi
Sanaria : 35)
Namanya
Mia. Seorang
dokter residen yang punya kisah asmara tak beruntung. Dia ditinggalkan saat
pergelaran akbar dalam hidupnya tinggal 2 minggu lagi. Calon pengantin
pria-kekasihnya selama hampir 4 tahun, Bram-
membatalkan niatnya untuk menjadikannya satu-satunya wanita dalam hidupnya.
Tak
ayal, Mia butuh waktu lama untuk memulihkan diri. Kenangan tentang Bram terus
menari di pelupuk mata. Andai Bram tak sebaik yang Mia kenal, tentu sulitnya
tak begitu menyiksa. Namun yang lelaki terkasih itu tinggalkan sedemikian
parah, rasa sakit hati dibumbui dengan pertanyaan ‘mengapa?’ tanpa henti.
Sukses menahan Mia agar tak beranjak dari masa lalu.
Digoda
Harso, si dokter bedah tampan, Mia tak bergeming. Menjalani kencan buta dengan
Ridho, anak teman mamanya, Mia juga gagal mencari debar dan getar pada perasaan
yang menunjukkan ketertarikan.
Namun
ketika Radit, teman Mia sesama dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Pasarwajo di
Sulawesi Tenggara ‘merepotkannya’ untuk menjemput seseorang bernama Pram, hati Mia
terbuka. Meski berawal menyebalkan, ia harus mengakui rasa tertarik bisa jadi
muncul pelan-pelan, pada sosok gigih yang selalu ada.
Sialnya,
Bram kembali datang di saat Mia sudah memulai hari baru dengan Pram. Sialnya,
hati Mia masih terpengaruh sedemikian hebat saat Bram datang. Dan yang paling
sial, di tengah kebimbangannya, Mia ditinggalkan sekali lagi. Oleh Bram. Juga
oleh Pram.
Kata Ketimpuk Buku
tentang Dongeng Tentang Waktu
Aku di sini. Di tempat kita biasa
menghabiskan sore berdua dengan ember berisi kerang di tangan sambil menanti
matahari terbenam. Dan aku kembali teringat meski tak ingin. Apakah kamu juga
kadang-kadang teringat? Hari ini aku bahkan tidak bisa menarik napas tanpa
melihatmu bermain di kelopak mata. Bisakah kamu katakan bagaimana caramu
melupakanku karena aku juga tak ingin tersiksa seperti ini? (Dongeng Tentang
Waktu – Titi Sanaria : 41)
Dongeng
Tentang Waktu adalah novel perdana kak Titi Sanaria. Namun jangan membayangkan
sebuah cerita dengan keseruan patah-patah, novel ini justru sangat berhasil
mengaduk perasaan. Manis, pahit, getir silih berganti. Membuat enggan menutup
cerita sebelum tiba di halaman terakhir.
Ditinggalkan
mantan pacar, lalu bertemu orang baru, lalu mantan pacar kembali lagi
mengacaukan gegap gempita move on barangkali bukan buka tema baru dalam sebuah
novel. Tapi lantas kemudian, bagaimana kalau si patah hati ini adalah dokter
cantik? Bagaimana kalau setting novel ini berada di sebuah tempat cantik
bernama Baubau, ibu kota kabupaten Buton? Bagaimana kalau dibalik kepergian
Bram ada sebuah rahasia besar yang ia tutupi? Dan terakhir, bagaimana kalau
ternyata pacar baru si Mia, Pramudya Murtopo, juga menyimpan rahasia yang
demikian hebat?
Pertanyaan-pertanyaan
ini akan dijawab dalam 329 halaman di Dongeng Tentang
Waktu dengan begitu apik.
Cerita
digerakkan oleh Mia sebagai tokoh utama. Kita akan jatuh cinta dengan sosok
dokter muda ini. Tangguh sebagai dokter, kerap judes dengan para penggoda,
namun sekaligus penuh drama saat tiba-tiba terkenang Bram. Energinya bisa
tersedot habis, air matanya bisa seketika tumpah.
Sunset-nya masih seindah dulu. Masih
matahari yang sama, di pantai yang sama. Yang berbeda hanya jarak ribuan hari
yang memisahkan, dan suasana hati yang ikut menghitam seiring malam yang
merambat datang. (Dongeng Tentang Waktu – Titi Sanaria : 42)
Karena aku tak lagi memiliki sepasang
lengan kokoh yang akan membebaskanmu dari segala macam ketakutan? Tak ada lagi
dada yang bisa kubasahi dengan air mata saat suasana hatiku sedang buruk?
Ketika kita tinggal sendiri, kurasa mekanisme pertahanan diri kita otomatis
bangkit untuk melindungi diri sendiri dari dunia yang tidak ramah. Menjelma menjadi
pribadi yang mandiri. Suka atau tidak. (Dongeng Tentang Waktu – Titi Sanaria :
52)
Bram
sendiri menjadi sosok yang dibenci sepanjang cerita. Mostly pembaca
rasa-rasanya akan berkongsi dengan Mia. Karena jelaslah lelaki satu ini perusak
cerita, pergi begitu saja, datang kembali kemudian mengacaukan Mia dan Pram.
Tapi tunggu dulu, Bram punya rahasia besar kenapa ia melakukan itu.
Sedangkan
Pram, aih, siapa tak suka dengan lelaki ini? Dijadikan selingkuhannya yang ke
sekian pun, pasti banyak yang antri. Haha. Meski demikian, Pram juga kadang
menyebalkan, seperti saat ia membuat Mia kesal karena terlalu terobsesi dengan
kebersihan dan makanan sehat. Kadang celetukannya juga garing sih. Wajar kalau
Mia sempat antipati dengan cowok ini.
Tokoh-tokoh
lain yang mendukung cerita juga cukup banyak, ada Harso dan Radit, teman Mia
yang membuat lucu cerita. Ada pulu 2 sahabat Mia, Asty dan Nina. 2 orang ini
sukses memerankan peran sebagai sahabat yang menyebalkan. Kadang malah bak
nenek sihir kurang kerjaan. Bagian-bagian cerita Mia dan sahabat-sahabatnya
asyik disimak. Malah ada selipan bahasan seputar filosofi cinta dan tunjangan
perceraian segala loh.
Kalau kamu sudah melewati masa pemujaan
fisik, kamu akan cukup dewasa untuk menyadari bahwa memilih pasangan hanya
berdasarkan hormon adalah tindakan paling bodoh, tidak masuk akal, dan egois.
Banyak masalah yang bisa dipecahkan oleh uang dan tidak oleh cinta. (Dongeng
Tentang Waktu – Titi Sanaria : 123)
Karena
profesi Mia sebagai dokter, di novel ini akan ada istilah-istilah kedokteran,
semacam kwashiorkor.
Juga ada bagian cerita seputar ikatan emosional antara dokter dan pasien.
Bagian ini bikin sedih. Jangan lupa siapin tisu ya. :(
Dia seperti pelangi yang muncul setelah
hujan. Senyumnya bisa mencerahkan suasana semendung apa pun. (Dongeng Tentang
Waktu – Titi Sanaria : 163)
Poin
plus di Dongeng Tentang Waktu adalah penggambaran setting yang detail. Aku jadi
penasaran setengah mati dengan Baubau, Bukit Kolema, Desa Lande. Penulis dengan
lincahnya menggambarkan tempat-tempat ini bak surga tersembunyi. Indah luar
biasa. Wajar lah ya Mia gagal move on-nya lamaaa banget. Perpaduan antara
kenangan bareng mantan kekasih yang tanpa cela, dilatari alam yang demikian
indah pula.
Aku
selalu suka dengan konsep setelah patah hati dengan sepatah-patahnya, akan ada
kesempatan untuk memiliki hati yang baru. Pesan moralnya kece, betapa kita
kadang harus kehilangan dulu, untuk tau betapa beruntungnya kita saat sempat
memiliki.
4,5
bintang untuk kisah Mia dan Bram yang masih menggetarkan jantung, juga kisah
dengan Pram yang menghangatkan hati.
Kutipan-kutipan
favorit di Dongeng Tentang Waktu
Saat Tuhan menentukan jodohmu, Dia tidak
perlu bertanya lebih dulu padamu apakah pria itu tipemu atau bukan. (Dongeng
Tentang Waktu – Titi Sanaria : 85)
Jangan terlalu cepat menghakimi seseorang.
Terkadang apa yang tertangkap mata tak lantas membuat kita tahu kenyataan
sebenarnya. Kita cenderung membenarkan pesan yang disampaikan mata kita ke
kepala. Pesan yang sering menyesatkan. (Dongeng Tentang Waktu – Titi Sanaria :
92)
Teman tidak berpikir soal kerepotan dan
kenyamanan jika membutuhkan sesuatu dari temannya. (Dongeng Tentang Waktu –
Titi Sanaria : 138)
Mengikhlaskannya adalah pilihan paling
bijaksana yang dapat ku ambil. Bohong jika aku tidak sedih. Kehilangan itu
bahkan terasa hingga ke sumsum tulang. Tapi kesedihan yang berkepanjangan tidak
akan membuatnya kembali. (Dongeng Tentang Waktu – Titi Sanaria : 160)
Orang harus berteriak saat harus berteriak,
menangis saat ingin menangis. Bukan karena lemah tapi untuk merasa lega. Jangan
bersembunyi di balik ketegaran padahal hatimu memborok di dalam. (Dongeng
Tentang Waktu – Titi Sanaria : 229)
Untuk mendapatkan kebahagiaan, terkadang
kita memang harus mengorbankan perasaan orang lain. Itu manusiawi. (Dongeng
Tentang Waktu – Titi Sanaria : 239)
Holaa!
Udah mengharu biru pengen ikutan baper sama Mia? Pengen baca juga kisahnya
secara komplit? Tenaaaang. Ketimpuk Buku ft Gramedia & kak Titi Sanaria mau ngebagiin 1 paket buku GRATIS buat Ketimpukers. Syaratnya gampang kok. :D
1. Punya alamat kirim hadiah di Indonesia *
2. Follow twitter @TSanaria *
3. Follow instagram Titi Sanaria **
4. Follow twitter @inokari_ **
5. Follow instagram @inokari_ **
6. Follow blog Ketimpuk Buku via GFC **
7. Share info giveaway ini di media
sosialmu, sertakan cover buku Dongeng Tentang
Waktu & hestek #KuisBuku #DongengTentangWaktu. Mention @TSanaria &
@inokari_. *
Note :
* = Persyaratan wajib
** = Persyaratan opsional. Boleh dilakukan,
boleh tidak.
8.Jawab pertanyaan berikut di kolom
komentar dengan format (nama, akun twitter, link share info giveaway dan
jawaban)
Mia berkali-kali baper maksimal saat mengunjungi
tempat-tempat yang mengingatkannya pada Bram, terutama pantai yang dulunya
kerap ia kunjungi bersama lelaki terkasih itu. Nah, bagi Ketimpukers, tempat
apa yang membuatmu mendadak kehilangan energi, baper, ingin menumpahkan air
mata hingga lelah? Kasih alasannya juga ya. *curhat diizinkan *lol
Giveaway
ini berlangsung sejak blogpost ini tayang hingga 31 Juli 2016, pukul 24.00 WIB.
Pemenang dipilih berdasarkan jawaban dan akan diumumkan pada tanggal 2 Agustus
2016 via blogpost di Ketimpuk Buku dan via media sosial empu Ketimpuk
Buku.
Good
luck!
Pengumuman Pemenang
Selamat kepada
@reyzamzamy
Pemenang juga akan dihubungi via twitter. Hadiah
berupa paket buku dari Gramedia akan dikirimkan seusai blogtour Dongeng Tentang
Waktu berakhir. Terima kasih untuk partisipasinya, Ketimpukers.
Sampai jumpa di review, cerita tentang buku
dan giveaway selanjutnya. Babay! :)