“Dan Allah menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan, dan Dia mengampuni kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hadid: 28)
Punya teman yang sama-sama punya hobi baca, emang ngasih keuntungan ganda. Selain bahan obrolan lebih sehat karena didominasi cerita mengenai isi buku-buku bagus – alih-alih membicarakan aib orang lain – juga bisa tukaran buku bacaan. Ini solusi banget kalo stok bacaan lagi kosong, sedangkan budget buat beli buku juga sedang kosong melompong.
Nah, ini yang aku dan Ayu lakukan tiap kali bertemu : tukaran buku bacaan. Beberapa waktu lalu, dia menculik buku Ayat-Ayat Cinta 2 dari rak buku di kosanku, sedangkan saat bertandang ke rumahnya, gantian aku yang menculik buku Berjalan di Atas Cahaya, yang merupakan sekuel dari 99 Cahaya di Langit Eropa. Buku ini berisi kumpulan kisah dan cerita orang-orang yang tinggal di Eropa. Penulis utama buku ini adalah Hanum Salsabiela Rais beserta 2 orang penulis kontributor yakni Tutie Amaliah dan Wardatul Ula.
Sebagai anak baru di dunia kerja, menyisihkan uang untuk travelling apalagi sampai ke tanah Eropa serasa masih keinginan yang terlalu tinggi untukku saat ini. Jangkan Eropa, bisa travelling ke Pulau Jawa aja udah kemewahan yang jarang aku rasakan. Tapi setelah membaca buku ini, antusiasku untuk berusaha lebih keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah rasanya semaki melejit. Betapa buku ini membuka perspektif baru tentang travelling.
1. Perjalanan adalah Pematang Panjang Tak Bertepi Tak Berujung.
Barangkali itulah kenapa usahaku untuk travelling tak pernah maksimal. Tak lain tak bukan karena motivasi dibaliknya ngagk begitu kuat. Receh! Buku ini yang ngasih tau kalo travelling itu lebih daripada sekedar sarana untuk mencari bahan uploadan ke Facebook atau Twitter. Melainkan sebagai sarana berinvestasi sosial. Hakikat perjalanan adalah sarana untuk mengenal antarmanusia, mencari rida Allah.
2. Menjalin Networking dan Investasi Sosial
Kalo lingkup pergaulan kita sekedar di situ-situ aja, kita bakal gampang bangte memandang remeh orang lain. Persis bagai katak dalam tempurung. Semakin jauh kita melangkahkan kaki, semakin kita sadar untuk tidak akan pernah menganggap satu orang pun tak penting. Siapa yang tau kalau mereka kelak akan jadi jembatan-jembatan kita dalam mengarungi perjalanan. Seperti cerita kak Hanum yang dipertemukan dengan seorang rapper yang menjadikan pekerjaannya sebagai sarana dakwah. Betapa sang rapper ini lebih dari sekedar cantik, muda, kreatif, tapi bagaimana di masa mudanya, ia turut mencari cara untuk berkontribusi positif untuk Islam.
Sedangkan beda cerita yang dialami oleh mba Tutie, dalam perjalannnya ke Wina untuk kali pertama dan dalam kondisi membawa bayi berumur 6 bulan, ia dipertemukan dengan pahlawan bercadar, pahlawan yang tak sempat ia ajak berkenalan tapi mampu mengisi satu tempat di hatinya dan mustahil nyaris dilupakan.
See, perjalanan akan membuat kita kaya karena bertemu dengan orang-orang hebat yang bisa memberikan inspirasi.
3. Menjadikan Mekkah dan Madinah Sebagai Tujuan Perjalanan
Sejauh ini aku belum pernah memasukkan Mekkah dan Madinah sebagai tujuan perjalanan. Paris dan teman-temannya selalu mendominasi keinginan. Padahal bagi muslim dan muslimah, jika telah diberikan kemampuan, hendaknya berusaha agar bisa menjalankan ritual ibadah haji dan umroh. Sudah selayaknya jika kita memasukkan Mekkah dan Madinah sebagi destinasi wajib untuk didatangi setidaknya sekali seumur hidup.
Rasanya bukan hal mustahil untuk diwujudkan, apalagi saat ini sudah ada paket umroh yang disedikan oleh Abu Tours. Untuk tahun 2017, harga yang ditawarkan ada banyak ragamnya, mulai dari 21 hingga 27 juta rupiah. Dengan biaya tersebut, jamaah umroh akan difasilitasi dengan fasilitas yang oke juga pelayanan yang mutunya bagus. Selain menyoal harga, pemilihan waktu yang disediakan yang beragam bisa memudahkan calon jamaah untuk menentukan tanggal ibadah umroh.
Yuk mulai menabung dari sekarang agar impian untuk menjalankan ibadah umroh tidak hanya mendebu menjadi sebatas keinginan. :)
Melakukan perjalanan memang dapat memberikan pelajaran yang banyak. Dan sebagai muslim, dua tanah haram haruslah menjadi prioritas kita untuk ke sana. Semoga kita bisa secepatnya diberi rezeki menginjakkan kaki di sana ya mba.....
BalasHapusPunya teman yang sama-sama hobi baca, emang keren.
BalasHapusAku dulu sering tukaran novel sama teman sekelasku, tapi novel yang kami suka sih novel misteri.. :D
#SalamSapa