Judul :
Melbourne Wedding Marathon
Penulis :
Almira Bastari
Penerbit : Grasindo
Editor :
Cicilia Prima
Desainer
kover : Dyndha Hanjani P.
Penata
isi : Putri Widia Novita
Tahun
terbit : 2017
Blurb :
Sydney
Deyanira
Wanita cerdas, mandiri, ambisius dan perfeksionis. Sydney
merasa patah hati ketika sahabat yang ia kencani selama satu semester terakhir
memilih berpacaran dengan orang lain. Dijuluki sebagai ahli percintaan
premature, Sydney mulai berpikir untuk melakukan apa yang tidak pernah ia
lakukan sebelumnya, menjalin hubungan palsu dengan orang baru.
Anantha
Daniswara
Pria sukses, arogan, suka bergonta ganti pasangan namun masih
belum berdamai dengan masa lalunya. Demi memenuhi tantangan mantan pacarnya,
Anantha nekat meminta pelayannya sendiri untuk menjadi kekasihnya.
Melbourne bukan kota cinta dan jauh dari kata romantis.
Sebagai kota yang paling nyaman ditinggali di dunia, Melbourne menjadi awal
baru bagi dua insan yang tertekan dengan rentetan pesta pernikahan.
--
Belum bisa move on
dari tulisannya Almira Bastari nih ceritanya gaes. Jadi aku ngubek-ngubek
Gramedia Digital dan tadaa.. nemu satu buku lagi tulisan Almira yaitu Melbourne
Wedding Marathon. Meski tidak segelo
Resign, novel satu ini juga masih sangat menghibur. Apalagi ceritanya kebetulan
sangan related dengan yang aku
rasakan akhir-akhir ini : 24 tahun menuju 25 (umur keramat sepertinya yes), masih
single & didesak kiri kanan buat lekas nikah. Sydney.. I can feel you!
Baca juga : Review Resign – Almira Bastari
Jadi, novel ini berkisah tentang Sydney Deyanira, gadis single
berusia nyaris 25 tahun, belum pernah sekali pun pacaran. Sekalinya jatuh cinta
& udah kegeeran, eh si sahabatnya, Rafka Naraya, justru memilih pacaran
sama cewek lain. Kejam. Kena friendzone
deh sist. Huhu. Tapi syukurlah gak jadian sama Rafka, soalnya Rafka ini tipikal
cowok insecure. Ya masa cewek gak
boleh kelihatan pintar biar cowok-cowok gak takut? Kalo jajan make up gak boleh di tempat mahal, tapi
pengennya cewek itu kelihatan bening dan cantik? Ahelah Raf. Kontradiktif amat.
Btw, karakter Sydney ini 11-12 lah sama Alranita di Resign.
Tipikal cewek-cewek mandiri yang tegas sama hidupnya. Laff. Aku mengidolakan sekali cewek kuat macam begini. Cewek yang
rencana hidupnya gak bisa disetir sama kaum adam. Yang ngebedain Sydney &
Alranita kayaknya cuma selera jatuh cintanya itu loh. Jatuh cintanya Sydney
justru sama Rafka yang gak punya prestasi apa-apa (selain ganteng), insecure pula. Ato mungkin karena jalan
ceritanya juga beda yes, kalo di Resign, si tokoh utama sedang struggling sama kerjaan, bukan pusing
karena mikirin gak punya pacar jelang usia seperempat abad, boro-boro mikirin
pernikahan.
Kata orang, salah satu ciri novel yang bagus adalah mampu
menggerakkan pembacanya untuk mencari tahu lebih dalam mengenai detail yang
diceritakan dan surely novel ini
berhasil. Aku jadi nyari tau seputar Piano Steinway, piano mahal yang menjadi
magnet kenapa kemudian Sydney mau bekerja sampingan sebagai tukang masak di
sebuah penthouse untuk masakan
Indonesia. Pekerjaan ‘kasar’ itu pula yang mempertemukannya dengan Anantha
Daniswara – sang majikan.
FYI nih, Piano Steinway ini boleh dibilang adalah piano nomer
1 di dunia, piano terbaik & sering digunakan di tempat-tempat konser
terkenal. Katanya, harganya kisaran ratusan juta rupiah, bahkan ada juga yang
mencapai nilai milyaran rupiah untuk kategori piano Steinway yang paling
panjang. Wowow! Kok bisa mahal banget sih? Tentu aja karena kualitas kayu piano
& kualitas bunyi yang dihasilkan jauh di atas piano lainnya. Ya ampun,
wajar deh sebagai maniak piano, seorang Sydney akhirnya mau kerja buat Anantha
demi bisa nyentuh tuts-tuts piano Steinway.
Sydney dan Anantha. Dua orang yang sama-sama tertekan karena
desakan pernikahan. Ketika akhirnya bertemu, mereka sepakat untuk saling
membantu dan terjadilah timbal balik yang kocak. Benar-benar simbiosis
mutualisme. Salah satu permintaan Sydney ke Anantha yaitu minta ditemenin main
ke Yarra River. Dia sudah lama sekali pengen main ke situ, tapi selama ini gak
punya partner huhu. Karena ya ..
beberapa tempat kadang terlalu aneh untuk didatangi seorang diri.
Nah gaes, sedikit info, jadi Yarra River ini adalah sungai
yang lokasinya ada di sebelah timur Melbourne, muaranya ke Port Philip Bay.
Penggunaannya begitu dimaksimalkan & kebersihannya juga benar-benar dijaga,
jadi sungai ini bisa dikatakan sebagai ikon penting bagi Melbourne. Di
sepanjang aliran Yarra River juga sudah dibangun Melbourne Park, Royal
Botanical Garden, Herring Island Park dll. Perpaduan sungai yang cantik &
gedung-gedung yang megah jadi pemandangan yang susah dilewatkan.
Sydney yang mendadak masuk ke kehidupan Anantha pun bikin aku
mau tak mau mengenal perbedaan kasta Tory Burch vs Dior. Wahaha. Juga nyari tau
soal sepatu Michael Kors model klasik. Merk-merk yang selama ini gak pernah aku
miliki, sebiji pun (dan belum kepikiran mau beli, gak tahu tahun depan, tungggu
aja wkwk). Ternyata barang mahal punya kastanya sendiri-sendiri. Ada mahal di
atas mahal, ada yang lebih branded di
atas branded.
Hasil googling mengatakan kalo harga si Tory Burch kisaran
gaji pokok Intan + uang makan + uang tukin alias pendapatan Intan sebulan. Haha.
Ampun. Itu pun dapat model yang biasa, gak terlalu wah. Maklum, produk-produk
Tory Burch ini adalah karya desainer asal Amerika Serikat. Dior mah lebih gila
lagi, sebiji harganya puluhan juta. Tuh! Wajar Sydney tertekan ketika nemenin
Anantha ke sebuah pesta, orang-orang pada nenteng Dior, dia masih nenteng Tory
Burch & pake sepatu Michael Kors yang kisaran harganya sejuta dua jutaan.
*Lalu Intan berpikir keras apakah suatu hari nanti bisa
nenteng Dior ori keluaran terbaru? Berarti harus nabung berapa tahun itu? Zzzz
Nah terakhir, aku ngumpulin beberapa quote dari novel
Melbourne Wedding Marathon. Beberapa kalimat quoteable sangat related dengan
situasi kekinian yang banyak orang rasakan. Check
it out!
Hidup seharusnya sederhana, sampai sosial media berevolusi dan
membuat manusia menjadi rentan akan tekanan. (Melbourne Wedding Marathon : 2)
Setiap orang pasti memiliki seseorang yang ia tunggu kabar
putusnya. (Melbourne Wedding Marathon : 8)
Hidup itu pasang surut. Pasang kalau kamu jomblo, surut kalo
kamu taken. (Melbourne Wedding Marathon : 20)
Bukankah cinta itu sesederhana keharuan yang ditumbulkan oleh
sebotol air minum? Tentang bagaimana seseorang yang akhirnya sadar bahwa ada
orang lain yang mengenali kebiasaannya, mengamatinya dan memahaminya. (Melbourne
Wedding Marathon : 46)
A-too-good-to-be-true story can be painful. (Melbourne Wedding
Marathon : 74)
A man who loves will never make a woman questioning his
feelings. (Melbourne Wedding Marathon : 139)
Pernikahan itu bukan piala dan proses menuju ke sana bukan
dengan sprint. (Melbourne Wedding
Marathon : 158)
If I tell you I love you, can I keep you forever? – Casper (Melbourne
Wedding Marathon : 173)
Setiap orang punya pilihan bagaimana ingin mengakhiri cerita
yang mereka mulai. (Melbourne Wedding Marathon : 187)
Seiring dengan berjalannya waktu, sudah sewajarnya ada
orang-orang yang keluar dan masuk di dalam hidup. (Melbourne Wedding Marathon :
198)
What belongs to you will find a way to back to you. (Melbourne
Wedding Marathon : 205)
Segitu dulu ya man teman, sampai jumpa di kumpulan quote apik
yang Intan temukan di novel selanjutnya. :)
Note :
Gambar pinjem dari Pixabay
Quotepict hasil ngedit pakai Canva
Baca paragraf satu sinopsisnya, jder, baper :(
BalasHapusCintanya sama musik sederhana ya si sidney, liat piano aja klepek klepek
i know how it fell ntan, menuju umur 25 dan mulai banyak ditanya kanan kiri, serem...untung udah dilewatin :D
BalasHapusQuote-quotenya keren-keren deh..baca cerita utuh pasti lebih seru..
BalasHapussedapp kali quotes nya kak, heuheuuu
BalasHapusAku jarang perhatiin quote di novel sih ntan. Tapi quote-quotenya bagus yaaaa
BalasHapusQuote hidup pasang surutnya itu, lucu hwehehe
BalasHapusQuote ya bagus bagus ya... sebagian bikin baper😃
BalasHapusQuote-quote nya keren,inspiratif banget
BalasHapusNtannn buku-bukunya usah dibaca diapain? Eh,tapi ini digital yaa... Rajin banget deh intan ngerangkun quotes
BalasHapus