Judul buku : ARINI - Masih
Ada Kereta yang Akan Lewat
Penulis : Mira W
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tahun terbit : 2018
ISBN : 9796-0203-83798
(Digital)
Tebal : 232 hlm.
Blurb:
Tiga belas tahun lalu,
karena takut ketinggalan kereta, Arini menumpang kereta yang salah. Kereta yang
menjerumuskannya ke jurang penderitaan. Dia mengira tidak ada lagi kereta yang
akan melintasi hidupnya.
Tetapi dalam kereta api
terakhir menuju Stuttgart, dia bertemu Nick. Dan dalam diri lelaki yang lima
belas tahun lebih muda itu, Arini sadar, masih ada kereta yang akan lewat.
Kereta itu membawa Arini
ke Jakarta dan mempertemukannya kembali dengan sang mantan suami, Helmi. Yang
pernah menjadikannya istri pulasan untuk menutupi skandal cintanya dengan Ira,
sahabat Arini yang telah menikah.
---
Masih ada kereta yang akan lewat..
Sepenggal kalimat itu yang
kemudian membuatku memilih buku ini untuk dibaca di akhir pekan lalu. Berharap-harap
akan mendapatkan pandangan baru tentang pernikahan, terutama tentang hakikat
jodoh, selepas membaca salah satu karya penulis kebanggaan Indonesia ini, Mira
W. Karena menemukan orang yang tepat, layaknya seperti sedang menunggu kereta.
Salah naik, kita akan dibawa menuju penderitaan tak terperi. Namun jika
keretanya tepat, kita akan sampai tujuan dengan kadar bahagia tanpa cela.
Cerita dibuka dengan alur
masa kini. Arini yang tengah di Jerman, di kabin kereta api kelas satu,
terpaksa mengikuti permainan seorang bocah bernama Nick yang naik kereta namun tidak
punya karcis. Permainan yang membuatnya senang sekaligus takut. Merasakan
kembali sesuatu yang sudah lama tidak dikecapnya meskipun sesaat. Sekaligus
membuatnya kembali mengenang masa lalu yang suram berbelas tahun lalu.
Lalu cerita mundur ke masa
lalu. Saat Arini masih gadis polos, lugu & kaku. Sahabatnya sedari bocah,
Ira, mendadak menjodohkannya dengan Helmi Kartanegara, lelaki yang teramat
tampan bahkan sekedar memikirkan bersanding dengan sosok seperti itu saja Arini
tak pernah. Namun Ira beralasan bahwa di masa lalu Helmi pernah dikhianati
wanita, bertransformasi menjadi dingin dan kesepian. Bagi Ira, menyatukan dua
orang yang sama-sama kesepian, tidak ada salahnya bukan?
Seperti yang sudah
disinggung pada bagian blurb, Arini
yang polos, apa adanya, tidak pernah meminta, tidak menuntut, tidak pernah
bertanya tentang masa lalu, akhirnya menjadi sekedar korban untuk kebahagiaan
orang lain. Namun terlanjur sudah, ia menjadi istri pulasan & menjadi
tameng perselingkuhan Ira yang sudah punya keluarga dan beranak dua. Wanita
cantik tanpa cela yang ternyata hidup di dua dunia. Malam hidupnya untuk
anak-anak dan keluarga, siangnya menghabiskan waktu dengan bercinta bersama
kekasih gelap. Tidak sanggup memilih antara keluarga atau sang kekasih yang
membuatnya mabuk, Ira memilih menjadikan Arini sebagai tumbal. Egois memang.
Sayang sungguh sayang, Arini
baru tahu fakta menyakitkan itu saat dia akan melahirkan calon anaknya dan
Helmi. Tak ayal, proses kelahiran yang harusnya penuh semangat &
perjuangan, malah penuh dengan amarah dan rasa jijik. Kelahirannya selamat,
namun ia menderita trauma hingga mengalami psikosis masa nifas, lalu nyaris mencelakai
anaknya sendiri. Hingga kemudian dikabarkan kalau anaknya sudah meninggal &
Arini diboyong pulang ke rumah ibunya. Beberapa bulan kemudian surat cerai
tiba, menyusul kemudian ibunya meninggal dunia. Diterpa kepedihan yang
bertubi-tubi, Arini belajar menyembuhkan diri, menyembuhkan hati & menempa
diri menjadi wanita karir.
Yang Arini lakukan adalah
bekerja dari pagi hingga petang, belajar dari petang hingga malam. Dia sungguh
tidak tahu lagi untuk apa hidup ini, selain untuk belajar dan bekerja. Dan
hasilnya … Arini Utomo. S2 bidang marketing lulusan Jerman. Pulang ke Indonesia
dengan jabatan sebagai CEO. Dan kabar maha baik, dia menjadi atasan mantan
suami sendiri. Yap si Helmi itu menjadi anak buahnya di masa kini. Kalau ada
ungkapan bahwa roda itu berputar, maka tergambar nyata di novel ini. Kesempatan
balas dendam terbuka lebar untuk Arini. Apalagi, amarahnya makin berkobar saat
tahu mantan suaminya sudah menikah lagi, dengan siapa? Dengan Ira, orang yang
mengaku sahabatnya namun menikam dari belakang, membuatnya mengecap pahit yang
benar-benar pahit.
Tapi rahasia terkuak
kemudian, yang membuat Arini berbelok arah untuk mengulurkan tangannya membantu
Helmi. Yang membuatnya tidak bisa lagi menimbun benci setelah mengetahui apa
yang dulu terjadi di masa silam. Lantas bagaimana dengan Nick, apakah anak muda
itu sekedar menumpang singgah atau benar-benar membawa perasaan tulus yang akan
membuat Arini kembali mempercayai sebuah komitmen bernama cinta?
Emosi haha! Seriusan ikut
marah, kesal, jijik, iba, dll saat membaca novel ini. Bisa banget menguras
emosi astaga. Karena hanya 200an halaman saja, aku bisa menyelesaikan novel ini
sekali duduk & ketagihan baca karya lain Mira W. Bagus gini euy. Hidup buat
Arini benar-benar tidak adil. Jatuh cinta pada satu lelaki, mengagungkan
pernikahan, bercinta untuk kali pertama, namun ternyata semua itu palsu. Apa
rasanya saat tahu kalau kita hanya sekadar menjadi bayang-bayang? Tidak bunuh
diri, rasanya sudah keren. Apalagi bisa bertransformasi sesempurna Arini.
Aku menyukai sosok Nick di
sini. Auranya yang ceria mampu membawa atmosfer pelangi di novel ini, sisanya
sudah suram. Memang sih sekali dua kali Nick meledak juga menghadapi keras
kepalanya Arini. Tapi overall dia
semacam gula-gula yang penuh kejutan dan membuat harimu jadi lebih indah.
Paling suka dengan prinsipnya yang mengatakan bahwa selagi bukan pemain double
(alias tidak main serong dari siapa pun), tidak merugikan siapa pun, kenapa
harus gentar memperjuangkan cinta? Masalah perbedaan umur bukan masalah ini.
Sepakat. Plus satu lagi kalau menurutku, masalah kepercayaan. Jadi intinya
selama keyakinan sama, tidak merebut punya orang, sisanya bisa diusahakan
kemudian.
Tapi juga yang tidak kalah
penting adalah soal perasaan. Kita tidak akan memenangkan pertandingan yang
tidak pernah dimulai, memenangkan hati seseorang yang di dalam hatinya sudah
bersemayam orang lain. Sekeras apa pun memberi yang terbaik, menjadi orang dengan
kadar cinta lebih banyak, selalu saja tak enak. Jadi sepakat kan, tidak ada
kata maaf untuk sebuah perselingkuhan? Sepakat juga kalau sia-sia saja
memaksakan cinta pada seseorang yang cinta orang lain – tapi lain kasus kalau
dianya sudah move on sih. Hehe.
Tertarik baca novel ini
juga gak gaes? Pas sekali nih dibaca sama kita-kita yang sedang menunggu
kereta. Tiati, jangan salah naik kereta. Jangan terburu-buru. Santai shay! Masih ada kereta yang akan lewat.
Udah beberapa buku kayra Mira W yang aku baca, kalo yang ini belum.
BalasHapusAku malah baru baca yang ini mbak & sukaaa sekali. :)
HapusTertarik sekali dgn ceritanya MBC... Salut dgn arini.yg tetap ada maaf d hatinya untuk helmi
BalasHapusDimaafin setelah proses yang super panjaaang dek. xD
HapusJadi pengen baca novel lagi..😍😍
BalasHapusYuk mbak. Me time yang paling nyenengin xD
HapusKayanya bakal jadi buku novel recommend nih buat di baca
BalasHapusIyaa tul. Konfliknya memancing emosi dek haha. Untung bulan puasa, jadi gak boleh berkata kasar xD
HapusWahh review sekilas aja udh bagus bnget, mau pinjem dong mbak bukunya 😂
BalasHapusSeandainya ini buku cetak, pasti mbak pinjamin, sayangnya mbak baca versi digital xD
HapusDuh Kover bikin baper yaaak
BalasHapusBacaan saya suku ini. Udah lama bgt mba Mira
BalasHapusWah, aku ga sempet nonton kemaren film ini. Pas datang ke bioskop udah turun layar.. sedih rasanya T_T
BalasHapusKayaknya keren nih tan, tapi kok penuh konflik gitu ya. Adakah di dunia nyata? Hmmm
BalasHapusaku sempat nntn filmnya yang diperanin Aura Kasih dan Morgan Oey... emg benar2 bikin greget sih Mbk, tp aku lumayan suka, krn romance bgt.. he
BalasHapus