Terakhir
kali aku berkunjung ke Solo adalah tahun 2011 lalu, namun pesona Solo susah
untuk dilupakan. Meski dulu hanya berkunjung sebentar, namun kenyamanan yang
Solo tawarkan sering membuat kangen. Dan rasanya bukan hanya aku yang jatuh
hati pada Solo, kota yang terkenal akan ketenangan dan keramahannya ini memang
terkenal unik dan sayang untuk dilewatkan. Terutama untuk kamu yang menginginkan
paket wisata komplit, sejarah, budaya juga kuliner berpadu jadi satu.
Oh iya,
mungkin ada juga yang lebih akrab menyebut Solo dengan Surakarta kali ya? Yap,
Solo memang mempunyai dua nama, Solo & Surakarta. Dulu sekali, orang-orang
sudah kepalang akrab dengan sebuah desa yang bernama Desa Sala, banyak juga
yang menyebut Kraton Sala & penyebutan itu awet hingga sekarang. Nama Sala
masih sering terdengar, Surakarta pun juga masih digunakan. Tapi soal urusan
kenapa Sala lantas berubah menjadi Solo, rasa-rasanya aku perlu lebih banyak
membaca referensi. Hehe.
Di Solo,
ritme kehidupan bergerak santai, tenang & adem. Mungkin karena mostly penduduknya adalah orang Jawa
yang pembawaannya tenang kali ya, jadi ketenangan itu juga menular pada siapa
pun yang datang ke Solo. Soal semboyan, Solo ini punya semboyan “Berseri” yang
merupakan kependekan dari “Bersih, Sehat, Rapi & Indah”. Yuhuu,
menggambarkan Solo sekali kan ya?
Melalui
event Solo International Performing Arts (SIPA) 2018 yang sudah sukses digelar
pada 6 hingga 8 September 2018 lalu di Benteng Vastenburg, Surakarta, kita
semakin dibuat jatuh hati pada Solo. Pagelaran seni yang sudah rutin dihadirkan
selama 10 tahun ini benar-benar berhasil digelar secara megah & memanjakan
pengunjungnya. Dengan tema “We are the
World – we are the Nations”, SIPA menjadi media penghantar pesan moral yang
nyata. Kita boleh saja punya banyak perbedaan. Entah itu perbedaan bahasa,
warna kulit, adat tradisi, namun kita adalah satu & kuat dalam kebersaman.
SIPA 2018
menjadi sarana yang benar-benar memuaskan para pencinta seni. Dimeriahkan oleh
seniman lokal maupun mancanegara, seperti Gilang Ramadhan, Melati Suryodarmo
hinga LeineRoebana Dance Company (Belanda), sukses menghadirkan tontonan yang
menawan & mengukuhkan Solo sebagai kota budaya, kota tempat para seniman
mempertontonkan kebolehan mereka.
Selain
menghadirkan pagelaran seni yang semarak, ada juga puluhan stand bazar yang
turut memeriahkan SIPA 2018. Ada bazar kuliner, juga non kuliner yang
memamerkan berbagai produk, distro batik hingga handcraft yang cocok dijadikan
oleh-oleh sepulang dari mengunjungi Solo. Handcraft dari batik khas Solo? Aw,
pasti gemay sekali untuk dipakai sendiri, mau pun diberikan untuk orang
tersayang.
Oh iya,
ngomong-ngomong tentang kuliner, banyak kuliner maknyus yang bisa dinikmati di
SIPA 2018 loh. ada tengkleng Bu Edi yang namanya sudah dikenal dimana-mana
karena rasa tengklengnya juara. Uwuu. Lokasinya di sekitaran Pasar Klewer &
jadi pilihan top banget buat pencinta daging. Harganya juga gak bikin dompet
nangis, kurang lebih dengan 25 ribu saja kita sudah bisa mendapatkan sepiring
tengkleng lezat. Terus, kalo kamu doyan makan sayur-sayuran ft daging bisa tuh
nyoba Selat Solo. Hanya dengan kisaran 12 ribu rupiah saja, kamu bisa menikmati
seporsi selat yang berisi potongan wortel, buncis, daun selada, acar mentimun,
kentang goreng, potongan daging sapi yang dimasak semur, lalu diguyur dengan
kuah yang maknyus. Wah! *lap iler.
Lalu,
buat kamu pencinta makanan manis, wajib deh nyobain serabi khas Solo. Ada satu
tempat jajan serabi yang udah legend banget, terkenal sejak tahun 1923an,
namanya Serabi Notosuman. Serabinya terkenal enak dengan pinggiran renyah &
tengah serabi yang lembut. Wajar banget kan kalo jadi pilihan oleh-oleh.
Yuk,
tahun depan main ke Solo International Performing Arts. :)
Tidak ada komentar