Every
test in our life makes us bitter or better, every problem comes to break us or
make us. The choice is ours whether we become victim or victor. –
anonymous
Kemarin, salah satu sahabat
baikku menikah. Menyusul 3 sahabat kami yang di tahun sebelumnya sudah lebih dulu
melangsungkan pernikahan. Sebagai sahabat, tentu saja aku ikut senang &
terharu. Setelah menikmati naik turunnya sebuah relationship selama 8 tahunan, kisah cinta sahabatku itu akhirnya
berujung di pelaminan.
Dengan menikahnya dia, fix menyisakan aku seorang di genk
kuliah kami yang belum dipinang. Haha. Meski sudah khatam dengan petuah bijak
kalo segala sesuatu di dunia ini punya waktunya masing-masing, jujur aja aku
sedikit cemas. Ditanyain puluhan kali “Kapan
nyusul? Kapan nyusul?” sebenarnya rada bikin hati ciut yang setengah mati
coba ditutupi pake senyum selebar mungkin & kasih jawaban klise “doain secepatnya ya!” Padahal di hati
bertanya-tanya sendiri, “beneran
secepatnya ga sih ini?”
Kalo kata Keara di film Antologi
Rasa, jadi cewek tuh emang susah, harus nunggu dilamar dulu. Itu pun kalo yang
melamar kita emang orang yang kita cinta, kalo nggak? Ya wassalam deh. Jadi cewek
itu ya mau gimana pun emang harus kebanyakan nunggu. Ga bisa begitu kamu udah
siap nikah, terus kamu yang melamar cowokmu. Ndak bisa begitu beb. Ato opsi
lain, kamu nikah aja sama yang sudah siap menikah juga. Hahaha. Tapi kan ya
ndak bisa begitu juga (kecuali kalo kamu nekat banget). Lagian menikah ini kan
perkara seumur hidup. Selama-lamanya hidup sebagai single ya bakal lebih lamaan jadi bini orang. Balik lagi, harus
banyak sabar, banyak mikir, banyak persiapan, dan banyak-banyak berdoa.
Berat ya jadi dewasa?
Iya berat. Di titik 25 tahun tuh
penuh tuntutan ini itu anu. Semua aspek kehidupan (pengennya) sudah settle. Baik
itu karir, pencapaian pibadi, kebebasan finansial hingga kehidupan asmara.
Hidup sudah di titik nyaman dan aman. Tapi, kenapa kemudian muncul istilah quarter
life crisis dalam dunia psikologi? Alih-alih settle dengan kehidupan sebagai
orang dewasa, justru pada kisaran usia 25 tahun, banyak yang kemudian merasa
gagal. Kehilangan motivasi bahkan sampai depresi. Ada rasa terjebak dalam
sebuah keadaan yang tidak tahu di mana letak pintu keluarnya.
Baca juga : 5 Tempat Wisata di Ketapang yang BakalBikin Tahun 2018 ini Gak Terlupakan
Sialnya, quarter life crisis bisa
terjadi pada siapa saja. Ketika kamu sudah punya kekhawatiran yang berlebihan akan
masa depan, serta menyesali dan mempertanyakan keputusan hidup yang sudah
diambil, rasa-rasanya kamu perlu ambil cermin & tanya ke diri sendiri, “My self, kamu lagi baik-baik aja atau lagi
terjebak sama quarter life crisis?”
It’s
okay to get lost every once in a while. Sometimes getting lost is how we find
ourselves. – Robert Tew
Kalo ternyata sedang krisis, ya sudah,
jangan panik & jangan denial. Biasa
aja. Usia 25 emang penuh tuntutan & kebingungan. Di fase ini tidak ada
template bakunya, beb. Mungkin kita akan bingung harus memprioritaskan bagian kehidupan
mana terlebih dahulu. Karena di usia-usia sebelumnya, templatenya sudah jelas. Setelah
SD ya masuk SMP, setelah itu SMA dan lanjut kuliah lalu bekerja. Then? Mulai muncul kebimbangan,
“Kerjaan
aku yang sekarang udah tepat belum ya?”
“Enaknya
ambil S2 dulu atau nikah dulu?”
“Duh,
dengan income segini, bagusnya aku bikin usaha sampingan atau mulai investasi
aja?”
Too
much
pertanyaan di kepala, terlalu banyak pilihan-pilihan yang menunggu untuk
dicomot satu. Ketika kita pengennya di usia 25 semua sudah dalam genggaman,
tidak jarang justru semuanya makin terasa blur & kita mulai mereview
kembali kehidupan yang rasanya “kok
gini-gini aja?”.
If
you were happy every day of your life, you wouldn’t be a human being. You’d be
a game show host. – Veronica Sawyerour
Tarik nafas dalam-dalam,
hembuskan perlahan, lihat apa yang sudah kita raih sejauh ini, lalu bersyukur. Belajar
untuk menikmati ketidaksempurnaan hidup. So
far, aku melakukan beberapa cara biar hidupku tetap waras & gak kalang
kabut diterpa kecemasan. Begitu pun, saat fase hidupku tidak semulus rencana
ato (kayaknya) tidak seindah hidupnya orang-orang di luaran sana.
Melakukan
hal-hal yang aku suka & membuatku bahagia.
Stress sih emang kalo lihat hidup
orang di sekitar kayaknya melaju cepat banget, mulus tanpa rintangan. Karir oke,
asmara lancar, pencapaian pribadinya mantul, duh jadi minder ya kan? Biar mental
tetap sehat, alih-alih terlalu fokus sama pencapaian orang lain, aku berusaha
keras untuk fokus ke diriku sendiri saja. Kayak melakukan hal-hal yang aku
suka. Di luar pekerjaan kantor, aku menyibukkan diri dengan ngeblog, baca buku
banyak-banyak, nonton film, sing along. Apa pun deh. Yang penting bisa mencegah
otak mikir yang macem-macem & menghindari hati bermellow-mellow ria. Mellow
itu tiada guna, beb.
Baca juga : 5 Cara Mendapatkan Buku Gratis
Tetap
punya mimpi & semangat untuk belajar hal baru.
There
is only one corner of the universe you can be certain of improving and that’s
your own self. – Aldous Huxley
Iyess, mimpi-mimpi menjaga kita
tetap hidup. Aku punya banyak mimpi & (berusaha keras) percaya kalo selalu
ada waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Misalnya gini, dulu aku punya mimpi
untuk menikah di usia pas 25, tapi kayaknya masih blur hehe. Daripada meratap-ratap,
mending aku megerahkan energiku untuk achieve
mimpi yang lain. Sekolah lagi misalnya?
Karena hidup itu adil. Bisa jadi
kamu gagal di satu hal, tapi yang lainnya aman-aman saja. Jadi, kenapa tidak
menghabiskan waktu dengan mensyukuri & menikmati apa yang dimiliki
alih-alih terus-terusan mencemaskan sesuatu yang masih jauh dari genggaman? Kontjinya
sih, bersabar & terus konsisten berusaha. Impianmu akan datang ke pelukan
satu per satu. Btw, belajar hal baru juga bikin hidup ini lebih berwarna. Beberapa
waktu lalu, aku akhirnya memberanikan diri belajar nyetir setelah
bertahun-tahun menunda. Ternyata gak mengerikan kok, bikin happy malah. Jadi ketagihan
belajar hal baru lainnya biar hatinya ngerasa excited terus dari hari ke hari. Biar hidup tidak sebatas nafas,
makan & tidur saja, bebqu.
Ingin
lebih sering travelling & melihat sisi lain dunia.
Travelling lebih dari sekedar bersenang-senang,
tapi juga menjadi sarana mengenal diri sendiri & meningkatkan rasa percaya
diri. Travelling secara gak langsung bikin kita terbiasa dengan
kejutan-kejutan. Bermanfaat banget biar hidupnya gak kagetan kalo ada something happen di luar rencana atau
ekspektasi. Selain itu ya bisa banget memperkaya
cakrawala berpikir, bantu kita melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, melihat
dunia yang lebih besar dibanding kehidupan kita yang muter di situ-situ aja.
Salah satu mimpiku yang pengen
segera dieksekusi adalah ngambil Seoul Tour Package yang tiketnya bisa dibeli di Traveloka : https://www.traveloka.com/packages/south-korea/city/seoul-20003986.
Yap, halan-halan ke Seoul, ibu kota negara ginseng Korea Selatan ini bisa jadi adalah destinasi wisata impian banyak orang. Soalnya Seoul punya banyak tempat wisata kece, termasuk tempat belanja, tempat bersejarah, tempat kulineran & lainnya. Salah satu tempat yang ingin aku datangi adalah Gyeongbokgung Palace, salah satu istana megah yang dibangun dari Dinasti Joseon. Penuh sejarah & keindahan. Sudah berdiri sejak tahun 1395. Di sana bisa nyobain pakai hanbok loh. Asik.
Yap, halan-halan ke Seoul, ibu kota negara ginseng Korea Selatan ini bisa jadi adalah destinasi wisata impian banyak orang. Soalnya Seoul punya banyak tempat wisata kece, termasuk tempat belanja, tempat bersejarah, tempat kulineran & lainnya. Salah satu tempat yang ingin aku datangi adalah Gyeongbokgung Palace, salah satu istana megah yang dibangun dari Dinasti Joseon. Penuh sejarah & keindahan. Sudah berdiri sejak tahun 1395. Di sana bisa nyobain pakai hanbok loh. Asik.
Selain itu, aku juga pengen
mengunjungi Seoul N Tower, sebuah pemancar radio yang berada di ketinggian
menara 236 meter. Wah! Udah ngebayangin bisa ngerasain serunya naik ke puncak Seoul
N Tower dengan menggunakan kereta gantung Namsan. Terus abis itu melipir ke Myeongdong
Street deh. Salah satu tempat belanja favorit di Korea Selatan. Kalo mau jajan
makanan enak cem aneka olahan jamur & sayur-sayuran bisa ke Insadong.
Katanya di sana jadi tempat favorit untuk beli-beli barang seni tradisional
Korea. Dan seriously masih banyak
lagi tempat-tempat kece di Seoul yang ingin aku datangi. Doakan bisa segera ke
sana yay!
Well, 25 tahun emang rentan
banget ngegalauin soal kehidupan yang kompleks ini, tapi bukan berarti tidak
ada celah untuk bahagia. Mumpung masih muda, energi masih tumpah-tumpah,
daripada menggalau-galau ria, mending waktunya diabisin buat belajar hal baru,
menikmati hobi, sekolah lagi & melihat tempat-tempat indah di dunia.
Jadi kalo besok-besok ditanyain
kapan nikah, biar gak sepet, bayangin aja tempat-tempat indah di Korea &
wajah ganteng oppa-oppa, beb. xD
Kalimat terakhirnya mengatasi semua kekhawatiran kalimat-kalimat sebelumnya. Siyaaaap XD
BalasHapus